Kamis, 01 Juli 2010

Asuhan Keperawatan (ASKEP)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. M.K
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN
( ASMA BRONKHIAL )


Nama Mahasiswa : Cindrawati Langanawa
NIM : 841409057

I. DATA DEMOGRAFI
a. Identitas Klien
Nama : Ny. M.K
Umur/ TTL : 39 tahun
Jenis kelamin : ♀
Agama : ISLAM
Alamat : Jl. Trans Sulawesi, Desa Monano
Suku/ Bangsa : Gorontalo/ Indonesia
Pekererjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Status kawin : Kawin
Dx. Medis : Asma Bronkhial
Tanggal masuk : 14 April 2010
Tanggal pengkajian : 14 April 2010

b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. M.K
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : ♂
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan klien : Istri

II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
a.Alasan masuk Rumah sakit : Klien masuk Rumah sakit pada tanggal 14-04-2010 dengan keluhan pusing, nyeri dan sesak nafas.
b.Keluhan utama : Saat dikaji pada tanggal 14-04-2010, klien mengatakan sesak nafas.
c.Riwayat keluhan utama : Klien mengatakan sesak nafas saat akan melakukan aktifitas. Upaya yang dilakukan untuk meringankan : Klien hanya bisa istrahat total diatas tempat tidur. Keluhan yang menyertai : Klien mengatakan mual, muntah serta kurang nafsu makan.


III. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Klien sudah 3 kali masuk Rumah sakit dengan penyakit yang sama, sebelumnya klien pernah dirawat di Rumah sakit dengan penyakit Anemia. Klien tidak pernah mengalami pembedahan. Klien juga tidak alergi pada makanan tertentu maupun obat-obatan.
IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
a. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya hanya ada 1 anggota keluarganya mengalami penyakit yang sama, yang seperti dialami klien sekarang yaitu kakaknya.
b. Genogram




V. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI
a. Nutrisi
Sebelum sakit
Frekuensi makan klien 3x/hari, dengan jenis makanan nasi dan lauk-pauk. Porsi makan dihabiskan 1 piring. Tidak ada makanan pantangan, klien tidak mual/ muntah.
Saat dikaji
Frekuensi makan klien 1-2x/hari : pagi dan malam. Dengan Porsi makan tidak dihabiskan, ± 2-3sdm. Jenis makanan : bubur, sayur dan telur. Klien mual dan muntah, dan tidak ada jenis makanan pantangan.
b.Cairan
Sebelum sakit
Frekuensi minum 7-8 gelas/hari (± 1500cc/hari). Jenis minuman yang dikonsumsi air putih.
Saat dikaji
Frekuensi minum 5-6 kali/hari (±1200cc/hari). Jenis minuman yang dikonsumsi air putih. Saat ini pasien terpasang IVFDRL 20gtt/menit.
c.Eliminasi
BAK
Sebelum sakit
Frekuensi BAK tak menentu, diperkirakan frekuensi BAK 4-5 kali/hari (±1500cc/hari) warnanya kuning, bau khas amoniak. Tidak ada keluhan saat BAK.
Saat dikaji
Jumlah urine tidak diketahui pasti, diperkirakan jumlah total urine (±600cc/hari) warna urine kuning, bau khas obat & klien tidak merasakan nyeri saat BAK.
BAB
Sebelum sakit
Frekuensi BAB klien (±1-2x/hari) warna kuning, konsistensi kadang padat kadang cair, waktu tak menentu, dan tidak ada keluhan saat BAB.
Saat dikaji
Dari saat klien masuk Rumah sakit dan sampai pada saat dikaji, tanggal 14-04-2010 Klien belum BAB. Warna dan konstipasi belum diketahui.
d.Istirahat/tidur
Sebelum sakit
Tidur malam klien dari pukul 00.00-05.00, klien jarang tidur siang, frekuensi tidur 6 jam/hari. Klien sering terbangun jika merasakan adanya ketegangan otot-otot pada ekstremitas bawah (kaki), kebiasaan sebelum tidur membaca buku.
Saat dikaji
Tidur malam klien pada pukul 20.00-05.00. frekuensi tidur ±8 jam/hari. Klien mengatakan tidurnya sangat nyenyak & tidak merasakan gangguan atau kebisingan.



e.Personal hygiene
Sebelum sakit
Frekuensi mandi klien 2-3 kali sehari, dengan menggunakan sabun. Waktu mandi pagi, siang, sore & untuk frekuensi menggosok gigi 1-2 kali/hari setelah mandi.
Saat dikaji
Saat ini klien hanya di Lap 1x sehari dengan menggunakan air bersih & waktunya pagi hari. Begitu pula untuk menggosok gigi 1x/hari, waktunya pagi hari dengan menggunakan odol.
f.Aktifitas/ Mobilitas
Sebelum sakit
Klien sebagai Ibu Rumah tangga. Sehari-hari klien hanya bisa mengurus Rumah & anggota keluarga (Suami & anak). Klien mengatakan sering merasakan sesak saat melakukan aktifitas terlalu lama.
Saat dikaji
Saat ini klien belum bisa melakukan aktifitas sebagaimana biasanya, klien hanya bisa terbaring di tempat tidur dan kadang-kadang klien mengatakan sesak bila hendak beraktifitas.
g.Psikososial
Orang yang terdekat dengan klien adalah anak-anaknya, jika ada masaalah didiskusikan dengan anank-anaknya. Klien mampu berkomunikasi dengan baik walaupun pelan. Klien mampu berespon terhadap pertanyaan yang diungkapkan dan mampu memberikan informasi kepada perawat. Dalam mencapai suatu keputusan, biasa didiskusikan terlebih dahulu melalui musyawarah. Klien berharap agar cepat sembuh & bisa berkumpul bersama keluarga lagi. Hubungan klien dengan tenaga kesehatan lainnya baik. Klien kelihatannya belum mengetahui tentang tehnik mengatasi asma.
h.Spiritual
Klien beragama islam & percaya pada Tuhan YME. Kegiatan agama yang sering dilakukan : Shalat & mengikuti pengajian serta ceramah agama. Klien percaya Perawat & Dokter dapat membantu menyembuhkan penyakitnya, akan tetapi masih ada Tuhan yang dapat menentukan takdir manusia. Untuk saat ini klien belum mampu menjalankan ibadah, karena klien masih harus berderet & dalam perawatan di Rumah sakit.
i.Olahraga dan Rekreasi
Sebelum sakit
klien jarang melakukan olahraga & rekreasi, waktu luang klien hanya dipergunakan untuk berkumpul dengan anggota keluarga di rumah.
Saat dikaji
Saat ini klien hanya bisa berkumpul dengan anggota keluarganya di Rumah sakit.



VI. PEMERIKSAAN FISIK
a.Keadaan umum
Tingkat kesadaran : Compos mentis
b.Tanda-tanda vital : TD : 110/70 mm/Hg SB : 37,5ºc
: N : 60x/menit RR : 25x/menit
c.Sistem pernafasan
Bentuk dada Normo Chest, pengembangan toraks mengikuti pernafasan, irama pernafasan tidak teratur bunyinya, bunyi nafas wheezing.
d.Sistem Kardiovaskuler
Tidak tampak distensi vena jugularis, iktus kordis tidak teraba, pengisian kapiler kurang dari 2 detik, bunyi jantung normal, tidak ada nyeri dada.
e.Sistem pencernaan
Warna kulit merata dengan daerah sekitarnya, gerakan abdomen mengikuti gerakan pernafasan, peristaltik 10x/ menit, keadaan perkusi hevar pekak, lambung resonan, keadaan palpasi heval dan lien tidak teraba, tidak terdapat nyeri tekan.
f.Sistem indera
Mata
Posisi mata simetris kl/ka, tidak terdapat peradangan, kelopak mata (normal) tidak terdapat ptosis, tidak ada tekanan intraokuler, konjungtiva pucat, sklera sedikit ikterik, pergerakan bola mata baik bisa bergerak kearah lateral, pupil isokor, ketajaman penglihatan virus (normal) tidak menggunakan alat bantu.
Telinga
Struktur telinga simetris kl/ka, daun telinga normal, kondisi telinga sedikit terdapat lesi, ada sedikit serumen, tidak ada cairan telinga, fungsi pendengarannya baik tidak memakai alat bantu.
Hidung
Struktur hidung simetris kl/ka, mukosa hidung berwarna merah muda, tidak ada peradangan, polip, maupun sinusitis, fungsi penciuman baik
Mulut & Kerongkongan
Struktur mulut simetris, bibir kering, gigi sedikit terdapat karies, lidah merah muda, terdapat peradangan pada tonsil. Klien merasakan sakit saat menelan
g.Sistem syaraf
GCS 15 (E= 4 V=5 M=6), Orientasi penuh, memori masih baik, koordinasi gerak baik, pemeriksaan nervus.
Nervus I : tidak ada ganguan pada fungsi penciuman (baik)
Nervus II : fungsi penglihatan baik
Nervus III,IV,VI : gerakan bola mata baik
Nervus V : reflek kornea & otot maseter baik
Nervus VII : otot-otot wajah & fungsi rasa baik
Nervus VIII : fungsi pendengaran baik
Nervus IX,X : pergerakan uvula baik
Nervus XI : otot trapezius, dan otot sternokledomastomastoidems
Nervus XII : gerakan lidah baik
Pergerakan aktif, refleks fisiologis baik, refleks babinski negatif, kaku kuduk negatif, tidak ada tanda peningkatan tekanan intracranial, klien tidak kejang.

h.Sistem Muskuloskeletal
Kekuatan otot
5 5

5 5
Tidak ada fragtur, tidak ada kelainan bentuk tulang, tidak ada kekakuan sendi, klien bedres & tampak kelelahan.
i.Sistem Integumen
Turgor kulit baik, jenis kulit lambab, warna kulit sawo matang & tidak terdapat lesi.
j.Sistem Endokrin
Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tyroid, tidak terjadi perubahan suara, tidak tremor, nafas bau khas obat.
k.Sistem Perkemihan
Ginjal klien tidak teraba, tidak tampak adanya distensi kandung kemih & tidak merasakan nyeri pada bagian pinggang.
l.Sistem Reproduksi
Klien telah menikah, mempunyai 3 anak.
m.Sistem imun
Klien tidak punya riwayat alergi terhadap cuaca, debu, makanan, bulu binatang & zat kimia. Klien terimunisasi lengkap, tidak ada penyakit yang berhubungan dengan cuaca. Klien juga belum pernah dilakukan tranfusi.
VII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
A.Laboratorium Nilai Normal
Hb : 12-14 g/dl L: 13-16 g/dl P: 12-14 g/dl
Pcv : 37-43 v % 37-43 v %
Trombosit : 60.000/ul 150.000-400.000/ul
SGOT : 70 u/l <32 u/l
SGPT : 41 u/l <35 u/l
Leukosit : 4600 ul 5.000-10.000 ul
B.Radiologi
Foto Thoraks
VIII. PENGOBATAN/ TERAPI SAAT INI
Aminofilin : 3x1 100 mg iv/hari
Kortikosteroit : 100-200 mg iv
Salbutamol : 3x1 5 mg/hari
Bisolfon : 3x1 500 mg/hari



DATA FOKUS

Nama pasien : Ny. M.K Nama Mahasiswa : Cindrawati Langanawa
Umur : 39 tahun NIM : 841409057
Ruang rawat : VIP

DATA SUBYEKTIF
DATA OBYEKTIF
Klien mengatakan sering mual dan muntah
Klien mengeluh kurang nafsu makan
Klien mengeluh sakit waktu menelan
KU cukup

Mual dan muntah (+)

Porsi makan yang dihabiskan 2-3 sdm

Adanya peradangan pada tonsil




ANALISIS DATA

Nama pasien : Ny. M.K Nama Mahasiswa : Cindrawati Langanawa
Umur : 39 tahun NIM : 841409057
Ruang rawat : VIP

No
DATA
PENYEBAB
MASAALAH
1.Gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan b/d adanya peradangan pada tonsil. Ditandai dengan :
DS
Klien mengatakan sering mual dan muntah
Klien mengeluh kurang nafsu makan
Klien mengeluh sakit waktu menelan
DO
KU cukup
Mual dan muntah (+)
Porsi makan yang dihabiskan 2-3 sdm
Adanya peradangan pada tonsil
Peradangan pada tonsil

Motilitas lambung menurun

Distensi lambung

Pengeluaran Hcl berlebihan

Rangsangan mual/ muntah

Anoreksia

Intake tidak ade kuat

Nutrisi kurang dari kebutuhan
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan


DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. M.K Nama Mahasiswa : Cindrawati Langanawa
Umur : 39 tahun NIM : 841409057
Ruang rawat : VIP

No
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TGL DITEMUKAN
TGL TERATASI
1.Gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan b/d adanya peradangan pada tonsil. Ditandai dengan :
DS
Klien mengatakan sering mual dan muntah
Klien mengeluh kurang nafsu makan
Klien mengeluh sakit waktu menelan
DO
KU cukup
Mual dan muntah (+)
Porsi makan yang dihabiskan 2-3 sdm
Adanya peradangan pada tonsil
14-04-2010
15-04-2010

RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. M.k Nama Mahasiswa : Cindrawati Langanawa
Umur : 39 tahun NIM : 841409057
Ruang rawat : VIP

TGL
DX KEPERAWATAN & DATA PENUNJANG
TUJUAN
RENCANA TINDAKAN
RASIONAL
14/04/
2010
Gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan b/d adanya peradangan pada tonsil. Ditandai dengan :
DS
Klien mengatakan sering mual dan muntah
Klien mengeluh kurang nafsu makan
Klien mengeluh sakit waktu menelan
DO
KU cukup
Mual dan muntah (+)
Porsi makan yang dihabiskan 2-3 sdm
Adanya peradangan pada tonsil
Turgor kulit jelek
Kebutuhan klien terpenuhi, d/h :
Nafsu makan baik
KU baik
Porsi makan dihabiskan
Turgor kulit baik
Mual (-)
Tidak ada lagi peradangan pada tonsil
1.Observasi pola makan klien
2.kaji status nutrisi klien
3.timbang berat badan klien
4.beri makanan PKTS yang lunak
5.berikan HE tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
6.kolaborasi dengan ahli gizi, untuk menentukan komposisi diit

Dapat mengetahui asupan nutrisi yang masuk & pilihan intervensi yang tepat.
Dapat menentukan tingkat problem yang terjadi. sehingga memudahkan dalam pemberian tindakan selanjutnya.
Mengukur keefektifan nutrisi yang diberikan
Memaksimalkan masukan nutrisi
Agar pasien bisa bekerja sama untuk memenuhi nutrisi yang ade kuat
Memberikan bantuan dalam prencanaan diit dengan nutrisi ade kuat untuk keb. Metabolik



CATATAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama pasien : Ny. M.K Nama Mahasiswa : Cindrawati Langanawa
Umur : 39 tahun NIM : 841409057
Ruang rawat : VIP

Hari/Tgl
KODE
N. DX
JAM
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Rabu/ 14-04-2010
I
08.30


08.55


09.05


09.15



10.00
1.Mengobservasi pola makan klien, d/h : klien sudah menunjukan ada nafsu makan. Porsi makan dihabiskan ± 7-8 sdm.
2.Mengkaji status nutrisi klien, d/h : pemasukan nutrisi baik karena setiap porsi makan dihabiskan
3.Memberikan makanan dalam bentuk PKTS yang lunak, d/h : klien bisa makan nasi lembek dan 1 buh telur
4.Menimbang berat badan klien, d/h : berat badan bertambah diukur dengan cara mengukur LILA pasien
5.Memberikan HE tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh, d/h : klien dan keluarga mulai mengerti tentang HE yang diberikan karena mereka sering bertanya-tanya pada saat pemberian HE.
6.Penatalaksanaan pemberian makanan pada klien, d/h : klien diberikan makanan lunak yang mempunyai kandungan protein tinggi.

S :
Klien mengatakan mual dan muntah berkurang
Klien mengatakan sudah ada nafsu makan (nafsu makan baik)
Klien mengatakan sudah tidak merasakan sakit waktu menelan

O :
Nafsu makan baik
KU baik
Porsi makan dihabiskan
Turgor kulit baik
Mual (-)
Tidak terdapat peradangan pada tonsil

A : Masalah gangguan nutrisi sebagian teratasi

P : Intervensi dipertahankan
Observasi pola makan klien
Kaji status nutrisi klien
Berikan makanan lunak dalam bentuk PKTS



RESUME KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. M.K Diagnosa Medis : Asma Bronkhial
Umur : 39 tahun Ruang Rawat : VIP
Jenis kelamin : ♀ Tgl Masuk RS : 14 April 2010
Agama : ISLAM Tgl Keluar RS : 21 April 2010
Alamat : Jl. Trans Sulawesi,
Desa Monano

1.Masalah keperawatan pada saat pasien dirawat :
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Gangguan pola nutrisi
Gangguan pola istirahat tidur
2.Tindakan keperawatan selama dirawat :
Gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan b/d adanya peradangan pada tonsil.
Mengobservasi pola makan klien
Mengkaji status nutrisi klien
Menimbang berat badan klien (mengukur LILA)
Memberikan makanan PKTS yang lunak
Memberikan HE tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
Penatalaksanaan pemberian makanan pada klien, d/h : klien diberikan makanan lunak yang mempunyai kandungan protein tinggi.
3.Evaluasi
Nafsu makan baik
KU baik
Porsi makan dihabiskan
Turgor kulit baik
Mual (-)
Tidak terdapat peradangan pada tonsil
4.Nasehat pulang
Banyak istirahat
Jangan melakukan aktifitas yang berat
Mengatur pola makan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
Minum obat secara teratur
Mengontrol ke puskesmas terdekat jika penyakit kambuh lagi

Biologi

Makalah



DI SUSUN
OLEH
NAMA : CINDRAWATI LANGANAWA
NIM : 841409057


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
T.A 2010
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar belakang
Kata bakteri berasal dari bahasa yunani bakterion (βακτηριον) yang artinya batang kecil (small stick). Bakteri pertama kali ditemukan oleh Anthony van leeuwenhoek pada tahun 1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828. Leeuwenhoek kemudian menerbitkan aneka ragam gambar bentuk bakteri pada tahun 1684. Sejak saat itu, ilmu yang mempelajari bakteri mulai berkembang. Ilmu yang mempelajari bakteri disebut Bakteriologi.
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan tersebar luas dibanding makhluk hidup lainnya. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di gurun pasir, salju atau es, hingga lautan. Bagi manusia, bakteri ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Bakteri memiliki ciri yang membedakannya dengan makhluk hidup lainnya. Bakteri adalah organisme uniseluer, prokariot, dan umumnya tidak memiliki klorofil.
Berdasarkan penyelidikan Ferdinand Cohn bakteri dimasukkan kedalam golongan tumbuh-tumbuhan berdasarkan sifat-sifat :
a.Pada tumbuh-tumbuhan terlihat adanya dinding sel yang jelas, demikian pula pada bakteri. Pada hewan dinding selnya tidak jelas terpisah.
b.Dinding sel tumbuh-tumbuhan terdiri dari selulosa atau hemiselulosa sedangkan pada sel hewan dinding selnya adalah modifikasi dari protoplasma.
c.Tumbuhan mengambil makanan dari luar, dalam bentuk larutan (holophytis = osmotoph), demikian pula pada bakteri. Hewan mengambil makanan dari luar dalam bentuk benda-benda padat (holozois = phagothroph).
d.Makanan persedian pada tumbuhan terdiri atas zat pati dengan yodium berwarna biru. Makanan persediaan pada sel hewan terdiri atas glicogen yang dengan yodium berwarna tengguli. Pada bakteri terdiri atas glikogen tetapi dengan sifat yang berbeda dengan sel hewan.


1.2Rumusan Masalah
1.Bagaimana morfologi bakteri ?
2.Bagaimana struktur sel bakteri ?
3.Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan bakteri ?
4.Apa peranan bakteri dalam kehidupan ?

1.3Tujuan
1.Untuk mengetahui morfologi bakteri.
2.Untuk mengetahui struktur sel bakteri.
3.Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bakeri.
4.Untuk mengetahui peranan bakteri dalam kehidupan.









BAB II
PEMBAHASAN
Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri. Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri. Di dalamnya dipelajari struktur anatomi sel bakteri, klasifikasi, cara kerja sel bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap perubahan pada lingkungan hidupnya. Bakteriologi merupakan satu bagian penting dalam mikrobiologi.
1. Sejarah
Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον yang memiliki arti "small stick".
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniseluler (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Struktur sel mereka dijelaskan lebih lanjut dalam artikel mengenai prokariota, karena bakteri merupakan prokariota, untuk membedakan mereka dengan organisme yang memiliki sel lebih kompleks, disebut eukariota.
2. Struktur Bakteri

Seperti prokariota (organisme yang tidak memiliki selaput inti) pada umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Struktur bakteri yang paling penting adalah dinding sel. Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri atas lapisan peptidoglikan yang tebal dan asam teichoic. Sementara bakteri Gram negatif memiliki lapisan luar, lipopolisakarida - terdiri atas membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis terletak pada periplasma (di antara lapisan luar dan membran sitoplasmik).
Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagella dan fimbria yang digunakan untuk bergerak, melekat dan konjugasi. Beberapa bakteri juga memiliki kapsul atau lapisan lendir yang membantu pelekatan bakteri pada suatu permukaan dan biofilm formation. Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom dan beberapa spesies lainnya memiliki granula makanan, vakuola gas dan magnetosom. Beberapa bakteri mampu membentuk endospora yang membuat mereka mampu bertahan hidup pada lingkungan ekstrim.

2.1Morfologi bakteri
Bentuk bakteri
Secara umum bakteri mempunyai 3 macam bentuk, yaitu :
1.Bentuk coccus (kokus)
Kokus adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola atau peluru, dan mempunyai beberapa variasi. Sehubungan dengan cara pembelahannya dan susunannya setelah pembelahan dibagi dalam :
a.Monococcus
Yaitu berupa sel bakteri coccus tunggal. Misalnya: Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata).



b.Diplococcus
Yaitu coccus yang membelah diri ke satu arah dan setelah pembelahannya tetap berkelompok dua-dua. Misalnya: Diplococcus pneunomia, Neisseria gonorrhoea dan Neisseria meningitidis.



c.Streptococcus
Yaitu coccus yang membelah diri kesatu arah, di mana setelah pembelahannya tetap tidak terpancar menyerupai rantai.



d.Tetracoccus
Yaitu coccus yang membelah diri kedua arah dan setelah pembelahannya tetap berkelompok empat-empat.



e.Saercina
Yaitu coccus yang membelah diri ketiga arah yang mempunyai sudut 90o, di mana setelah pembelahannya tetap berkelompok menyerupai kubus. 8 cocci. Misalnya : Sarcina lutea.



f.Staphylococcus
Yaitu coccus yang membelah diri kearah yang tidak teratur, kemudian berkelompok menyerupai buah anggur. Misalnya: Staphylococcus pyogenes.





2.Bentuk bacillus (batang)
kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut :
a.Monobacillus, yaitu berupa sel bakteri basil tunggal. Misalnya: Escherichia coli (bakteri usus besar manusia) dan Propionibacterium acnes (penyebab jerawat).


b.Diplobacillus, yaitu berupa sel bakteri basil yang bergandengan dua-dua.


c.Streptobacillus, yaitu beberapa sel bakteri basil bergandengan membentuk rantai. Misalnya : Bacillus anthracis (penyebab penyakit antraks pada hewan ternak), Azotobacter (bakteri tanah yang mengikat nitrogen), Clostridium tetania (penyebab penyakit tetanus), Mycobacterium tuberculosis (penyebab penyakit TBC) dan Pasteurella pestis.



3.Bentuk spirillum (spiral)
Bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut :
a.Vibrio, yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma.
Misalnya: Vibrio cholerae (penyebab penyakit kolera).



b.Spiral, yaitu bentuk sel bergelombang.
Misalnya: Thiospirillopsis floridana (bakteri belerang).




c.Spiroseta, yaitu bentuk sel seperti sekrup.
Misalnya: Treponema pallidum (penyebab penyakit kelamin sifilis).








Ukuran bakteri
Ukuran bakteri berbeda-beda, bergantung pada jenisnya. Bahkan dari satu genus tertentu pun bisa berbeda-beda tergantung pada berbagai faktor, antara lain pada umur bakteri dan keadaan keseliling bakteri. Bakteri yang paling renik adalah Mycoplasma yang berukuran 0,12 mikron. Sebaliknya bakteri terbesar adalah Thiomargarita yang berukuran 200 mikron.
Pada umumnya bakteri mempunyai ukuran :
Panjang : 1,0 - 5,0 mikron.
Tebal : 0,2 – 1,5 mikron.
Misalnya :
Clostridium tetania : Panjang 2,0 – 4,0 mikron.
Tebal 0,3 – 0,5 mikron.
Treponema pallida : Panjang 8,0 – 14,0 mikron.
Tebal 0,2 mikron
Bentuk tubuh (morfologi) bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua.

4. Sitologi bakteri
STRUKTUR LUAR SEL BAKTERI
1.Envelope Bakteri
komponen permukaan yang terdapat pada envelope bakteri mempunyai fungsi:
dalam mengambil nutrien
Menghindari senyawa toksin tertntu, dan
Memperantarai transfer informasi genetik.
envelope bakteri terdiri atas :
Membran sitoplasma
Dinding sel
Membran luar pada bakteri tertentu.
a. Membran sitoplasma
Membran sel merupakan lapisan ganda fosfolipid yang mngndung lebih dari 200 protein berbeda.
Membran sel bakteri mmpnyai fungsi sebagai barier osmotik, transport nutrien, tempat sintesis lipid, tempat sintesis dinding nutrient, perakitan, dan sekresi protein, ekstrasitoplasma, transpor elektron yang terlibat dalam respirasi, segregasi kromosom, dan khemotaksis.
b.Dinding Sel
Dinding sel atau lapisan nutrient memberi kekuatan pada sel sehingga sel sangat sulit dipecahkan dgan cara mekanik serta memperthankan bentuk sel.
2. Kapsul
Kapsul seringkali merupkan suatu determinan kemampuan sel bakteri untuk berkolonisasi pada lingkungan tertentu (misalnya Streptococus mutants pada gigi).
Kapsul jga merupakan pertahanan utama terhadap fagositosis.
3. Flagella atau bulu cambuk
flagela adalah organ untuk pergerakan bakteri, flgella merupakan filamen berbentuk heliks dengan motor pada dasarnya berotasi relatif terhadap prmukaan bakteri.
Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel.
Hampir semua bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian yang berbentuk batang ditemukan adanya flagel.
Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki flagel.
Ukuran flagel bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 – 0,1 mikro, dan panjangnya melebihi panjang sel bakteri.
4. Pili atau Fimbriae
Panjang pili adalah berkisar antara 0,2-2,0 mikrometer.
Pili terdiri atas pilin
Strukturnya lebih pendek dan tipis dari flagella.
Berfungsi membantu perlekatan pada organisme lain, Pada permukaan batuan dan dalam usus
STRUKTUR DALAM SEL BAKTERI
Membran sitoplasma
Bagian ini merupakan bungkus dari sitoplasma, terletak dibagian bawah dinding sel tetapi tidak terikat.
Nama lain dari membran sitoplasma adalah plasmolema atau lapisan hialin.
5. PILI (fimbriae)
Strukturnya lebih pendek dan tipis dari flagella.
Berfungsi membantu perlekatan pada organisme lain, Pada permukaan batuan dan dalam usus.
6.SITOPASMA
Bahan yang terdapat di dalamnya antara lain : lipid, ion anorganik, dan pigmen kromatofora merupakan tempat berlangsungnya reaksi metabolik.
7.DNA dan RNA
Untuk mengontrol sintesis protein dan pmbawaan sifat.
RNA sebagai tempat sintesis protein.
8. Kromosom
Terdiri 1 molekul DNA tanpa diselubungi membran atau nukleolid.
9.Ribosom
Tersusun atas protein untuk sintesis protein.
Alat gerak bakteri

Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel. Hampir semua bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian yang berbentuk batang ditemukan adanya flagel. Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki flagel. Ukuran flagel bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 - 0,1 mikro, dan panjangnya melebihi panjang sel bakteri.
Berdasarkan tempat kedudukan flagela di bagi menjadi:
a.Hanya satu dan melekat pada ujung sel (monotrik).

b.Melekat pada salah satu ujung sel banyak (lofotrik).


c.Jika banyak flagela yang melekat pada kedua ujung sel (amfitrik).

d.Dari ujung sampai ke sisi sel ( peritrik ).



e.Yang tidak mempunyai flagela sama sekali ( atrik ).


5. Pertumbuhan dan perkembangan Bakteri
Pertumbuhan
Istilah pertumbuhan umum digunakan untuk bakteri dan mikroorganisme lain dan biasanya mengacuh pada perubahan didalam sel dan bukan perubahan individu organisme. Pertumbuhan menyatakan pertambahan jumlah atau massa melebihi yang ada didalam inokulum asalnya. Selama fase pertumbuhan pertambahan massa bakteri berbanding lurus dengan pertambahan seluler yang lain seperti DNA, RNA dan protein.
Pada pertumbuhan bakteri zat makanan yang diserap oleh bakteri, sebagian akan digunakan untuk membangun protplasmanya, sehingga tumbuh mencapai besar tertentu, kemudian membelah diri atau berkembangbiak.

Kurva Pertumbuhan Bakteri
Apabila satu bakteri tunggal (seperti E. coli di atas) diinokulasikan pada suatu medium dan memperbanyak diri dengan laju yang konstan/tetap, maka pada suatu waktu pertumbuhannya akan berhenti dikarenakan sokongan nutrisi pada lingkungan sudah tidak memadai lagi, sehingga akhirnya terjadi kemerosotan jumlah sel akibat banyak sel yang sudah tidak mendapatkan nutrisi lagi. Hingga akhirnya pada titik ekstrim menyebabkan terjadinya kematian total bakteri. Kejadian di atas apabila digambarkan dalam bentuk kurva adalah sebagaimana di bawah.









Kurva di atas disebut sebagai kurva pertumbuhan bakteri. Ada empat fase pada pertumbuhan bakteri sebagaimana tampak pada kurva, yaitu :
Ciri dan fase pada kurva pertumbuhan :

Fase Pertumbuhan
Ciri
Lag (lambat)
Tidak ada pertumbuhan populasi karena sel mengalami perubahan komposisi kimiawi dan ukuran serta bertambahnya substansi intraseluler sehingga siap untuk membelah diri.
Logaritma atau eksponensial
Sel membela diri dengan laju yang konstan, massa menjadi dua kali lipat, keadaan pertumbuhan seimbang.
Stationary (stasioner/tetap)
Terjadinya penumpukan racun akibat metabolisme sel dan kandungan nutrien mulai habis, akibatnya terjadi kompetisi nutrisi sehingga beberapa sel mati dan lainnya tetap tumbuh. Jumlah sel menjadi konstan.
Death (kematian)
Sel menjadi mati akibat penumpukan racun dan habisnya nutrisi, menyebabkan jumlah sel yang mati lebih banyak sehingga mengalami penurunan jumlah sel secara eksponensial.
Pengetahuan akan kurva pertumbuhan bakteri sangat penting untuk menggambarkan karakteristik pertumbuhan bakteri, sehingga akan mempermudah di dalam kultivasi (menumbuhkan) bakteri ke dalam suatu media, penyimpanan kultivasi dan penggantian media.

Perkembangan
Bakteri berkembangbiak dengan cara membelah diri, 1 (satu) menjadi 2 (dua), 2 (dua) menjadi 4 (empat), dan seterusnya. Interval waktu yang dibutuhkan untuk membelah diri, berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya:
Escherichia coli membelah diri setiap 15 – 29 menit.
Salmonella typhi membelah diri setiap 23 – 24 menit.
Staphylococcus aureus membelah diri 27 – 30 menit.
Mycobacterium tuberculosis membelah diri setiap 792 – 932 menit.
Treponema pallidum membelah diri setiap 1.980 menit.

Fase-fase pertumbuhan dan perkembangan bakteri
Fase Inisial
Pada fase ini jumlah bakteri tidak bertambah, bahkan berkurang. Hal ini disebabkan bakteri harus menyesuaikan diri dengan lingkungann yang baru.
Fase Logaritmis
Pada fase ini jumlah bakteri bertambah dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan bakteri bermultiplikasi 1 menjadi 2, 2 menjadi 4 dan seterusnya. Sedangkan yang berkembang biak itu adalah bakteri-bakteri pilihan.
Fase Stasioner
Pada fase ini jumlah bbakteri tidak bertambah ataupun berkurang karena jumlah bakteri yang lahir sama dengan yang mati. Pada fase ini terjadi perjuangan bakteri untuk mempertahankan hidupnya.
Fase Deklinasi
Pada fase ini jumlah bakteri makin lama makin berkurang, karena jumah bakteri yang mati jauh lebih banyak daripada yang lahir. Hal ini disebabkan jumlah makanan makin sedikit, sedangkan sisa-sisa metabolit yang beracun semakin banyak. Pada akhirrnya seluruh bakteri pada perbenihan ini akan mati juga. Fase deklinasi ini dapat berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun bergantung pada jenis bakterinya. Bakteri yang mampu berbentuk spora, fase deklinasinya, akan berlangsung lebih lama misalnya:
Neisseria gonorrhea fase deklinasinya berlangsung selama 72 jam.
Bacillus anthracis dapat berlangsung sampai dengan 35 tahun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bakteri
Suhu
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan:
Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30°C, dengan suhu optimum 15°C.
Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C.
Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75°C, dengan suhu optimum 50 - 65°C.
Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93° – 500°C.
Kelembapan
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.
Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa spesies dari Clostridium yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora. Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora. Endospora dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa. Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri atau pada salah satu ujungnya.
6. Peranan Bakteri
6. 1. Bakteri menguntungkan
Bakteri pengurai
Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Oleh karena itu keberadaan bakteri ini sangat berperan dalam mineralisasi di alam dan dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari sampah-sampah organik.
Bakteri nitrifikasi
Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob di dalam tanah. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:
Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dinamakan nitritasi.


Reaksi nitritasi
Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat. Prosesnya dinamakan nitratasi.


Reaksi nitratasi
Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Tetapi sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk sumber air minum, nitrat yang berlebihan tidak baik karena akan menyebabkan pertumbuhan ganggang di permukaan air menjadi berlimpah.
Bakteri nitrogen
Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara, bakteri-bakteri tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum. Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup dalam akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar. Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.
Bakteri usus
Bakteri Eschereria coli hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi membantu membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah. Dalam organ pencernaan berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu mencernakan selulosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
Bakteri fermentasi
Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan:
No
Nama produk atau makanan
Bahan baku
Bakteri yang berperan
1
Yoghurt
Susu
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus
2
Mentega
Susu
Streptococcus lactis
3
Terasi
Ikan
Lactobacillus sp.
4
Asinan buah-buahan
Buah-buahan
Lactobacillus sp.
5
Sosis
Daging
Pediococcus cerevisiae
6
Kefir
Susu
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis

Lactobacillus sp. bakteri penghasil asam laktat, serta dalam jumlah sedikit bakteri fotosintetik Streptomyces sp. dan ragi.
Bakteri penghasil antibiotik
Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain. Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:
1. Bacillus brevis, menghasilkan terotrisin
2. Bacillus subtilis, menghasilkan basitrasin
3. Bacillus polymyxa, menghasilkan polimixin

6. 2. Bakteri merugikan
Bakteri perusak makanan
Beberapa spesies pengurai tumbuh di dalam makanan. Mereka mengubah makanan dan mengeluarkan hasil metabolisme yang berupa toksin (racun). Racun tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia. Contohnya:
a) Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat pada makanan kalengan
b) Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan asam bongkrek, terdapat pada tempe bongkrek
c) Leuconostoc mesenteroides, penyebab pelendiran makanan
Bakteri denitrifikasi
Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung denitrifikasi, yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit dan akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Contoh bakteri yang menyebabkan denitrifikasi adalah Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas denitrificans.
Bakteri patogen
Merupakan kelompok bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Bakteri penyebab penyakit pada manusia:
No
Nama bakteri
Penyakit yang ditimbulkan
1
Salmonella thyposa
Tifus
2
Shigella dysenteriae
Disentri basiler
3
Vibrio comma
Kolera
4
Haemophilus influenza
Influensa
5
Diplococcus pneumonia
Pnemonia (radang paru-paru)
6
Mycobacterium tuberculosis
TBC paru-paru
7
Clostridium tetani
Tetanus
8
Neiseria meningitis
Meningitis (radang selaput otak)
9
Neiseria gonorrhoeae
Gonorrhaeae (kencing nanah)
10
Treponema palladium
Sifilis atau Lues atau raja singa
11
Mycobacterium leprae
Lepra (kusta)
12
Treponema pertenue
Puru atau patek

Kingdom:Bacteria
Phylum:Proteobacteria
Class:Gamma proteobacteria
Order:Pasteurellales
Family:Pasteurellaceae
Genus:Haemophilus
Species: H. influenzae
Bakteri penyebab penyakit pada hewan
No
Nama bakteri
Penyakit yang ditimbulkan
1
Brucella abortus
Brucellosis pada sapi
2
Streptococcus agalactia
Mastitis pada sapi (radang payudara)
3
Bacillus anthracis
Antraks
4
Actinomyces bovis
Bengkak rahang pada sapi
5
Cytophagea columnaris
Penyakit pada ikan

Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan
No
Nama bakteri
Penyakit yang ditimbulkan
1
Xanthomonas oryzae
Menyerang pucuk batang padi
2
Xanthomonas campestris
Menyerang tanaman kubis
3
Pseudomonas solanacaerum
Penyakit layu pada family terung-terungan
4
Erwinia amylovora
Penyakit bonyok pada buah-buahan








BAB III
PENUTUP

3.1KESIMPULAN
Bakteri adalah organisme renik, uniseluler, prokariot, dan umumnya tidak memiliki klorofil. Bakteri merupakan contoh organisme dari kingdom Monera. Monera berasal dari bahasa yunani moneres yang artinya tunggal adalah kelompok organisme yang sebagian besar anggotanya memiliki ciri berukuran renik, bersel tunggal (uniseluler), dan tidak memiliki membran inti (prokariot). Pertumbuhan dan perkembangan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti :
Suhu.
Kelembapan.
Cahaya.
Peranan bakteri dalam kehidupan terbagi atas 2 golongan, yaitu :
Bakteri menguntungkan, terdiri atas :
Bakteri pengurai.
Bakteri nitrifikasi.
Bakteri nitrogen.
Bakteri usus.
Bakteri fermentasi.
Bakteri penghasil antibiotik.

3.2SARAN
Demi meningkatkan status kesehatan, kita harus lebih berhati-hati dan waspada terhadap bakteri, sebab selain menguntungkan bakteri juga ada yang bisa menyebabkan penyakit baik pada tumbuhan, hewan maupun manusia, salah satu contoh bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia yaitu Salmonella typhosa yang bisa menimbulkan penyakit Tifus
DAFTAR PUSTAKA
http://zaifbio.wordpress.com/2009/02/26/klasifikasi-mikroba-klasifikasi-dan-peranan-mikroba-dalam-kehidupan/
Alcamo IE (2001). Fundamentals of microbiology. Boston: Jones and Bartlett. ISBN 0-7637-1067-9. 
Atlas RM (1995). Principles of microbiology. St. Louis: Mosby. ISBN 0-8016-7790-4. 
Martinko JM, Madigan MT (2005). Brock Biology of Microorganisms (11th ed. ed.). Englewood Cliffs, N.J: Prentice Hall. ISBN 0-13-144329-1. 
Holt JC, Bergey DH (1994). Bergey's manual of determinative bacteriology (9th ed. ed.). Baltimore: Williams & Wilkins. ISBN 0-683-00603-7. 
Hugenholtz P, Goebel BM, Pace NR (1998). "Impact of culture-independent studies on the emerging phylogenetic view of bacterial diversity". J Bacteriol 180 (18): 4765–74.
Funke BR, Tortora GJ, Case CL (2004). Microbiology: an introduction (8th ed, ed.). San Francisco: Benjamin Cummings. ISBN 0-8053-7614-3

Ilmu Gizi & Diet

PRAKTIKUM 11

1.Tujuan praktikum
Mahasiswa dapat menggunakan metode dietary record untuk mengukur kandungan gizi yang biasa di konsumsi.
Mahasiswa dapat menilai kebiasaan makan mereka berdasarkan angka kecukupan gizi yang di anjurkan.

2.Dasar Teori
Penilaian konsumsi makanan dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan, mulai dari tingkat nasional, keluarga, dan individu.Pada tingkat nasional, konsumsi makanan digunakan untuk menghitung besarnya asupan setiap zat gizi rata-rata per dan juga menghitung ketersediaan pangan di lapangan baik itu sebagai kebutuhan pokok manusia seperti beras maupun kebutuhan untuk ternak misalnya saja untuk pakan ternak.Dari data pada tingkat nasional akan dilakukan kebijakan-kebijakan pangan secara nasional termasuk beberapa pangan yang harus diimport dari negara lain apabila produksi dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan.
Pada tingkat rumah tangga, pengukuran konsumsi makanan salah satunya digunakan untuk mengetahui ketehanan pangan tingkat rumah tangga(household foodsecurity) yang ada dimasyarakat.Ketahanan pangan disini,sesuai dengan hasil rumusan kongres internasional gizi (di Roma tahun 1992) diartikan ”adalah kemampuan rumah tangga untuk memenuhi kecukupan pangan anggotanya dari waktu ke waktu agar dapat hidup sehat dan mampu melakukan kegiatan sehari-hari”.Dengan mengukur asupan makanan dalam rumah tangga juga akan diketahui distribusi makanan dalam rumah tangga(intrafamily food distribution). Pada daerah-daerah tertentu seorang bapak akan mempunyai prioritas utama dalam mengkonsumsi makanan-makanan yang kaya gizi (seperti susu daging,telur), disamping itu pada beberapa tempat,mengutamakan anak laki-laki daripada anak perempuan,merupakan suatu kebiasaan pada tingkat konsumsi makanan pada rumah tangga.
Konsumsi makanan pada tingkat individu utamanya ditujukan untuk mengetahui cukup tidaknya asupan zat gizi dari setiap individu, kesukaan terhadap makanan tertentu,atau pantangan terhadap suatu makanan,tempat yang paling sering digunakan untuk mengkonsumsi dan jenis pengolahan makanan yang sering digunakan.Kesemuanya ini ada hubungannya dengan “gaya hidup”seseorang.Konsumsi makanan pada tingkat individu menjadi sangat penting apabila dihubungkan dengan pencegahan penyakit.Terapi suatu penyakit, dan pencegahan timbulnya efeksamping terutama pada penderita penyakit degenaratif seperti diabetes. Oleh seseorang yang pengukuran pada tingkat inividu kadang-kadang disebut dengan Evaluasi
Dalam tulisan ini akan dipaparkan secara singkat tentang penilaian konsumsi individu yang sering digunakan di lapangan baik itu pada individu yang sehat maupun yang sedang dalam perawatan.Beberapa formulir yang sering digunakan disertakan pada lampiran sedangkan Daftar Komposisi Bahan Makanan(DKBM),dan kecukupan zat gizi yang dianjurkan,yang digunakan sebagai pembanding,dapat dilihat pada beberapa buku gizi lainnya.
LANGKAH PENILAIAN KONSUMSI GIZI PERORANGAN
Ada 3 langkah yang dilakukan dalam melakukan penilaian konsumsi gizi perorangan.
Pertama,adalah mengumpulkan informasi tentang asupan makanan/minuman dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kedua,adalah mengukur nilai gizi pada setiap jenis makanan yang dikonsumsi oleh pasien.
Ketiga,adalah membandingkan nilai gizi yang dikonsumsi dan kebutuhan yang diperlukan oleh pasien.
1.Mengukur asupan makanan dan faktor yang mempengaruhinya
Pengukuran asupan makanan seseorang dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode yang dipilih biasanya didasarkan pada tujuan yang ingin diperoleh dan adanya dana / fasilitas yang tersedia.Diantara metode yang sering digunakan ada yang mencari faktor-faktor yang mempengaruhi asupan makanan seseorang.Oleh karena itu, apabila tujuan yang ingin diperoleh ingin mendapatkan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi asupan makanan maka metode sepeti ini yang harus digunakan. Tentu ini harus diserta dengan dana dan petugas yang tersedia.Dibawah ini akan diberikan beberapa metode yang sering digunakan yaitu 24-jam recall,food frequency,food diary dan diet history.
a.24-jam recall
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu dengan meminta kepada individu untuk mengingat seluruh makanan yang dikonsumsi dalam 24 jam sebelumnya. Dengan keahlian wawancara yang baik semua makanan yang dikonsumsi sehari sebelumnya termasuk metode memasak dan nama dagang, sekaligus suplement seperti vitamin dan mineral, dicatat oleh pewawancara (petugas gizi) pada umumnya digunakan suatu formulir standar untuk mempermudah pewawancara (contoh tarlampir).beberapa keterbatasan dalam penelitian ini termasuk tidak bisa dilakukan pada pasien dengan daya ingat yang lemah seperti orang tua dan anak-anak. Disamping itu harus diwaspadai adanya “flat slope syndrome“ dimana pasien melakukan overestimasi makanan yang sedikit dikonsumsi dan underestimasi makanan yang banyak dikonsumsi.Hal ini terjadi akibat keinginan pasien melaporkan hal yang baik. Dengan demikian metode ini tergantung pada memori pasien, kemampuan untuk memberikan estimasi yang tepat terhadap ukuran yang di konsumsi, motivasi pasien, serta ketekunan pewawancara.
Untuk mempermudah pewawancar dan responden dalam memberikan jumlah makanan yang di konsumsi maka di gunakan “Food Model”. Alat ini terdiri dari beberapa bentuk ( model ) makanan yang seringkali dikonsumsi dengan beberapa ukuran yang sering digunakan. Umumnya ukuran yang digunakan adalah ukuran sedang. Setiap model telah dilengkapi dengan kandungan zat gizi yang sesuai sehingga memudahkan dalam menilainya. Kadang-kadang “food model”ini diganti dengan “potret”dari makanan tersebut. Hal ini memudahkan dalam hal pelaksanaan wawancara ditampat yang jauh karena tidak pelu membawa “model”tersebut kemana-mana, walaupun dalam hal kegunaannya dilapangan tetap “food model” yang lebih baik.
b.Food diary (food record)
Metode ini ingin memperoleh kebiasaan makanan yang lebih akurat dari individu. Dengan metode ini seseorang diminta mencatat semua makanan yang dikonsumsi pada periode tertentu.umumnya 3-5 hari.Seperti halnya metode sebelumnya, pasien diminta mencatat makanan yang dikonsumsi dengan menggunakan ukuran rumah tangga.Metode ini lebih akurat dari metode 24-jam recall apabila ingin diketahui rata-rata asupan atau kebiasaan makan individu. Akan tetapi metode ini memerlukan kerja sama yang baik dengan individu sehingga pada mereka yang tidak bisa menulis dan membaca atau mereka dengan tingkat pendidikan yang rendah metode ini tidak dapat digunakan. Pada metode ini tempat dari setiap makanan dikonsumsi dicatat. Hal ini perlu oleh karena dari informasi ini dapa dilihat apakah ada kebiasaan-kebiasaan dari seseorang dalam mengkonsumsi makanan-makanan tertentu. Seringkali kebiasaan-kebiasaan seperti ini dapat dihubungkan dengan asupan kalori atau zat gizi tertentu yang berlebihan atau berpengaruh negatif pada kesehatan. Denagan mengetahui kebiasaan-kebiasaan ini maka dapat dilakukan terapi perilaku agar mereka dapat merubah kebiasaan tersebut sehingga memperoleh jumlah atau konsumsi makanan yang seimbang, adekuat, atau yang tidak merugikan kesehatan.
c.Food frequency
Metode ini agak berbeda dengan kedua metode diatas karena yang diperoleh dari metode yang ketiga ini adalah informasi kualitatif dari pola makan dalam jangka waktu yang lama. Daftar jenis makanan diberikan/dikemukakan dan individu atau pasien diminta memberi jawaban frekuensi mengkonsumsi dari makanan tersebut apakah setiap hai, setiap minggu, setiap bulan , atau setiap tahun. Metode ini dapat dilakukan dengan cepat baik diisi sendiri oleh pasien (yang kooperatif) atau dengan wawancara.
Kadang-kadang frekuensi konsumsi dari setiap jenis makanan diberikan skor dan dengan skor dapat dilakukan perhitungan asupan sehingga dapat diketahui estimasi asupan dari orang tersebut. Disamping itu, dari metode ini dapat dibedakan meraka yang mengkonsumsi suatu makanan tertentu pada tingkat yang rendah, sedang atau tinggi.Cara seperti ini yang paling sering digunakan oleh para ahli epidemiologi gizi dalam melihat hubungan asupan makanan dengan terjadinya suatu penyakit pada suatu populasi.
d.Diet history
Metode ini paling baik digunakan apabila ingin mengetahui informasi kebiasaan asupan makanan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.Ada 3 komponen yang ecakup dari metode ini yaitu 24-jam recall, food frekuensi, dan wawancara mendalam. Seperti yang dikemukakan sebelumnya bahwa metode 24 jam recall merupakan metode sederhana untuk memperoleh gambaran pola makan secara umum dan Food frekuensi disini di gunakan untuk melakukan “Cross Check” tentang informasi yang di peroleh dari metode sebelumnya dengan menanyakan frekuensi konsumsi jenis makanan yang di ketahui dari metode 24 jam recall.
2.Estimasi nilai gizi
Hasil asupan makanan yang di peroleh di atas pada umumnya di teruskan dengan estimasi kandungan nilai gizi yang ada di dalamnya. Dengan estimasi ini dapat di ketahui apakah pasien mempunyai resiko mal nutrisi untuk zat gizi tertentu. Ada 2 metode yang sering di gunakan yaitu menggunakan daftar penukar bahan makanan (Food Exchanges list) dan dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan.
Cara pertama adalah dengan menggunakan sistem pengelompokan makanan yang mengandung nilai gizi yang hampir sama dan fungsinya terhadap tubuh. Asumsi ini di dasari bahwa konsumsi makanan dengan jumlah yang cukup dari setiap group akan menberikan kandungan protein, kalsium, iron dengan vitamin yang cukup.
Daftar penukar bahan makanan pada mulanya di peruntukan pada pasien diabetes akan tetapi akhir-akhir ini di gunakan juga pada pasien lainnya. Daftar bahan penukatr ini dapat di peroleh pada beberapa buku gizi yang tersedia. Dengan daftar yang ada, kecukupan asupan protein dan energi dapat di ketahui.
Cara kedua adalah dengan menggunakan daftar konsumsi bahan makanan (DKBM). Cara ini lebih banyak di gunakan karena dengan bantuan komputer hasil analisis dengan cepat dapat di peroleh.
3.Evaluasi kecukupan diet
Apabila nilai gizi yang terkandung dalam makanan telah di ketahui, maka tibalah saatnya untuk mengetahui apakah asupan makanan pasien sesuai dengan kebutuhannya.Pada pasien dengan kondisi normal (tidak sakit) dapat di gunakan akan kecukupan energi yang di rekomendasi sesuai dengan umur, jenis kelamin dan aktivitasnya (atau Reccommended Dietary Allowances) pada pasien yang memerlukan asuhan nutrisi khusus (sehubungan dengan penyakitnya) maka hasil evaluasi ini akan di gunakan dalam perencanaan asuhan nutrisi.

3.Bahan yang di gunakan
1.Formulir pencatatan makanan (dietary record) 3 buah
2.Formulir penilaian konsumsi makanan
3.Formulir penilaian rata-rata konsumsi
4.Daftar komposisi bahan makanan
5.Angka kecukupan gizi yang di anjurkan


4.Cara Pengukuran
1.Subjek di minta mencatat, pada saat mengkonsumsi seluruh makanan dan minuman yang di konsumisi pada periode waktu tertent.
2.Deskriptif detail tentang seluruh makanan dan minuman yang di konsumsi ( termasuk nama dagangnya) dan metode pembuatannya di catat.
3.Makanan campur seperti gado-gado harus di ketahui masing-masing bahannya, dan berat/ jumlah terakhir setelah di masak harus di catat, apabila memungkinkan.
4.Ukuran porsi dapat di taksir oleh responden dengan menggunakan beberapa cara tergantung dari presisi ( tingkat ketepatan ) yang di inginkan.
5.Ukuran RT yang sudah terstandarisasi seperti mangkok, sendok, serta luas (dalam cm) dari daging atau kue cake, dapat di gunakan.
6.Pengukuran biasanya di rubah ke gram oleh peneliti sebelum menghitung intake zat gizi.
7.Kesalahan dapat terjadi bila ada ketidakmampuan responden menghitung ukuran porsi yang di konsumsi dan akibat kesulitan yang berhubungan dengan konversi penafsiran volume untuk jumlah dalam gram.
8.Biasanya subjek (orang tua anak, pengasuh anak) dapat melengkapi formulir yang di berikan walaupun pada negara berkembang seorang petugas lapangan dapat mengerjakannya.
9.Jumlah hari yang di perlukan pada umumnya 3,5,6 hari.
10.Hari di akhir pekan (sabtu dan ahad) harus di masukian dalam penelitian.
11.Belum ada kesepakatan berapa hari yang di perlukan untuk mencatat sehingga menberikan estimasi yang paling terpat untuk intake rata-rata.

5.Pembahasan (Hasil pencatatan)





















FORMULIR 24 JAM RECALL
Hari / tanggal : Rabu, 26 Mei 2010
Waktu
dikonsumsi
Jenis makanan
Pengolahan/cara
memasaknya
Jumlah
(ukuran RT)
Makan pagi

Snack
Biskuit UBM
Susu bubuk coklat
Air putih
Dibeli
Dibeli
Di Masak
5 Iris
1 gelas
2 gelas

Makan siang

Snack
Nasi
Ikan
Air putih
Sayur kangkung
Dikukus
Di goreng
Di Masak
Di Masak
3-4 Gelas
2 ptg
2 gelas
Makan malam

Sebelum tidur
Nasi
Ikan
Air putih
Dikukus
Di goreng
Dibeli
-

3-4 Gelas
2 ptg
2 gelas
-

1.Ya, Ini adalah pola makan yang biasa dikonsumsi.
2.Ya, mengkonsumsi suplement vitamin. Vitamin C ipi 4x sehari.





Hari / tanggal : Kamis, 27 Mei 2010
Waktu
dikonsumsi
Jenis makanan
Pengolahan/cara
memasaknya
Jumlah
(ukuran RT)
Makan pagi



Snack

Biskuit UBM
Susu bubuk coklat
Air putih

Dibeli
Dibeli
Dimasak

-

5 Iris
1 gelas
2 gelas

-


Makan siang


Snack

Nasi 1 porsi
Ikan goreng
Air putih
Dikukus
Digoreng
Dimasak
3-4 gelas
2 ptg
3 gelas
Makan malam



Sebelum tidur
Nasi 1 porsi
Ikan goreng
Sayur bayam ½ porsi
Air putih


Dikukus
Digoreng
Dimasak
Dimasak



3-4 gelas
2 ptg
1 ikat
2 gelas



Hari / tanggal : Jum’at, Mei 2010
Waktu
dikonsumsi
Jenis makanan
Pengolahan/cara
Memasaknya
Jumlah
(ukuran RT)
Makan pagi
Nasi 1 porsi
Ikan goreng
Air putih
Dikukus
Digoreng
Dimasak
3-4 gelas
2 ptg
3 gelas
Makan siang
Nasi 1 porsi
Ikan abon
Air putih
Dikukus
Digoreng
Dimasak
3-4 gelas
½ porsi
2 gelas
Makan malam
Nasi 1 porsi
Ikan Goreng
Air putih
Dikukus
Digoreng
Dimasak
3-4 gelas
2 ptg
2 gelas












FORMULIR FOOD DIARY
Hari/tanggal: Rabu, 26 Mei 2010
Nama pasien: Cindrawati Langanawa
Tempat
makan
Waktu
Makanan dan minuman
Yang dikonsumsi
Nama dagang
Jumlah (g)
Kost
07.00 – 07.40
Biskuit UBM
Susu bubuk coklat
Air putih 2 gelas
Arrow Brand
Dancow
400
200
480
Kost
14.00 – 14.50
Nasi 1 porsi
Ikan acar
Sayur kangkung ½ porsi
Air putih 2 gelas
Beras bulog
100
100
50
480
Kost
19.05 – 19.25
Nasi 1 porsi
Ikan acar
Air putih 2 gelas

200
100
480






Hari/tanggal: Kamis, 27 Mei 2010
Nama pasien: Cindrawaty Langanawa
Tempat
Makan
Waktu
Makanan dan minuman
Yang dikonsumsi
Nama dagang
Jumlah (g)
Kost
08.00 – 08.30
Biskuit UBM
Susu bubuk coklat
Air putih 2 gelas
Arrow brand
Dancow
400
200
480
Kantin
14.00 – 14.25
Nasi 1 porsi
Ikan Goreng 2 ptg
Air putih 3 gelas
Beras bulog
100
100
480
Kost
19.05 – 19.30
Nasi 1 porsi
Ikan goreng 2 ptg
Sayur bayam ½ porsi
Air putih 2 gelas
Beras bulog
200
100
50
480







Hari/tanggal: Jum’at, 28 Mei 2010
Nama pasien: Cindrawati Langanawa
Tempat
makan
Waktu
Makanan dan minuman
Yang dikonsumsi
Nama dagang
Jumlah (g)
Kost
09.10 – 09.45
Nasi 1 porsi
Ikan goreng 2 potong
Air putih 3 gelas
Beras bulog
100
100
480
Kost
12.05 – 12.45
Nasi 1 porsi
Ikan abon
Air putih 2 gelas

200
100
480
Kost
19.00 – 19.30
Nasi 1 porsi
Ikan Goreng 2 potong
Air putih 2 gelas

200
100
480








FORMULIR FOOD FREQUENCY

Nama : Cindrawati Langanawa Tanggal : Rabu, 26 Mei 2010

Jenis makanan
Jumlah perhari
Jumlah per minggu
Jarang
Tidak pernah
Nasi
Jagung
Ubi-ubian
Kentang
Roti
2 kali




14 kali














Ikan besar
Ikan kecil
Udang
Daging
Kambing / sapi / lainnya
Daging ayam
Jeroan / hati
Ikan kering

2 kali








14 kali

























Telur
Tempe
Tahu
Kacangkacangan
Susu
Ice Cream
Mentega




1 kali






7 kali
















Sayur Daun hijau
Sayuran warna kuning
Sayuran lainya
Buah-buahan
1 kali




7 kali














Permen
Kopi
Teh
Soft drink
Alkohol





















Ada : Biskuit 1 kali sehari






Tanggal : Kamis, 27 Mei 2010

Jenis makanan
Jumlah perhari
Jumlah per minggu
Jarang
Tidak pernah
Nasi
Jagung
Ubi-ubian
Kentang
Roti
2 kali




14 kali














Ikan besar
Ikan kecil
Udang
Daging
Kambing / sapi / lainnya
Daging ayam
Jeroan / hati
Ikan kering
2 kali








14 kali


























Telur
Tempe
Tahu
Kacang-kacangan
Susu
Ice Cream
Mentega





1 kali






7 kali
















Sayur Daun hijau
Sayuran warna kuning
Sayuran lainya
Buah-buahan
1 kali




7 kali














Permen
Kopi
Teh
Soft drink
Alkohol




























Tanggal: Jum’at, 28 Mei 2010

Jenis makanan
Jumlah perhari
Jumlah per minggu
Jarang
Tidak pernah
Nasi
Jagung
Ubi-ubian
Kentang
Roti
3 kali



21 kali













Ikan besar
Ikan kecil
Udang
Daging
Kambing / sapi / lainnya
Daging ayam
Jeroan / hati
Ikan kering
2 kali
1 kali







14 kali
7 kali

























Telur
Tempe
Tahu
Kacangkacangan
Susu
Ice Cream
Mentega




























Sayur Daun hijau
Sayuran warna kuning
Sayuran lainya
Buah-buahan
























Permen
Kopi
Teh
Soft drink
Alkohol




























PENILAIAN KONSUMSI MAKANAN

Hari/tanggal: Rabu, 26 Mei 2010
Nama: Cindrawati Langanawa
Jenis makanan/minuman yang dikonsumsi
Jumlah ukuran RT
Fraksi
Energi
Protein
Lemak
Iron
Vit. A
Vit. C
Nasi
Kue
Air putih
Ikan
Susu
TOTAL
3 gelas
1 biji
2 gelas
2 ptg
1 gelas
9

178
350

113

641

2.1
11.0

17,0

30,1

0.1
1.5

4,5

6,1


0
0

150

150

0
0

0

0












Hari/tanggal: Kamis, 27 Mei 2010
Nama: Cindrawati Langanawa
Jenis makanan/minuman yang dikonsumsi
Jumlah ukuran RT
Fraksi
Energi
Protein
Lemak
Iron
Vit. A
Vit. C
Nasi
Kue
Air putih
Ikan
Sayur bayam

TOTAL
3 gelas
1 biji
2 gelas
2 ptg
2 gelas

10

178
350

113
51

692
2.1
11.0

17,0
4.6

34.7
0.1
1.5

4,5
0.5

6,6




0
0

150


150

0
0

0


0













Hari/tanggal : Jum’at, 28 Mei 2010
Nama: Cindrawati Langanawa
Jenis makanan/minuman yang dikonsumsi
Jumlah ukuran RT
Fraksi
Energi
Protein
Lemak
Iron
Vit. A
Vit. C
Nasi
Air putih
Ikan


TOTAL
3 gelas
2 gelas
2 ptg


7

178

113


291
2.1

17,0


19,1
0.1

4.5


4,6

0

150


150

0

0


0















Penilaian rata-rata konsumsi

Hari/tanggal: Rabu-Jum’at, 26-28 Mei 2010
Nama: Cindrawati Langanawa
Jenis makanan/minuman yang dikonsumsi
Jumlah ukuran RT
Fraksi
Energi
Protein
Lemak
Iron
Vit. A
Vit. C

Total hari I

Total hari II

Total hari III

Rata-rata


9

10

7

8,66


641

692

291

541.33

30,1

34.7

19,1

83.9

6,1

6.6

4,6

17.3


150

150

150

450

0

0

0

0

Parasitologi

TUGAS PARASITOLOGI “RANGKUMAN NEMATODA USUS”

Nama Mahasiswa: Cindrawati Langanawa

No
Nama cacing
Hospes
Nama penyakit
Morfologi
Daur hidup
1 A.lumbricoides
Manusia
Askariasis
1.ukuran cacing jantan lebih kecil dari betina
2.seekor cacing betina dapat bertelur 100.000-200.000 butir/hari, terdiri dari telur yang dibuahi & tidak dibuahi.
3.dalam lingkungan yang sesuai telur yang dibuahi akan berubah menjadi bentuk infektif dalam waktu ± 3 minggu
4.stadium dewasa hidup di rongga usus halus
5.sejak telur matang tertelan, sampai cacing dewasa bertelur diperlukan waktu ± 2-3 bulan
1.bentuk infektif tertelan manusia menetas di usus halus larvanya menembus dinding usus halus pembuluh darah/saluran limfe ke jantung mengikuti aliran darah ke paru
2.larva di paru menembus dinding pembuluh darah dinding Alveolus rongga Alveolus naik ke Trakea melalui Bronkiolus dan Bronkus Faring menimbulkan rangsangan penderita batuk larva tertelan ke esophagus usus halus di usus halus, larva berubah menjadi cacing dewasa.

2 N.americanus & A.deudenale
Manusia
Nekatoriasis & Ankilostomiasis
1.cacing dewasa hidup di rongga usus halus, dengan mulut besar melekat pada mukosa dinding halus.
2.cacing betina N.americanus mengeluarkan telur 5000-10.000 butir/hari sedangkan A.duodenale kira-kira 10.000-25.000 butir/hari.
3.bentuk badan N.americanus biasanya menyerupai bentuk S, sedangkan A.duodenale menyerupai huruf C.
4.telur cacing tambang yang besarnya ± 60×40 mikron, berbentuk bujur dan mempunyai dinding tipis, didalamnya terdapat beberapa sel. Larva rabditiform panjangnya ±250 mikron.

Telur dileluarkan dengan tinja & setelah menetas dalam waktu 1 hari keluarlah larva Rabditiform (panjangnya ± 250 mikron) dalam waktu ± 3 hari menjadi larva Filariform menembus kulit menuju kapiler darah jantung kanan paru Bronkus Trakea Laring usus halus.
3 T.trichiura
Manusia
Trikuriasis
1.panjang cacing betina kira-kira 5 cm, cacing jantan kira-kira 4 cm.
2.bagian anterior langsing seperti cambuk. Pada cacing betina bentuknya membulat tumpul, pada cacing jantan melingkar.
Hospes menelan telur matang larva keluar melalui dinding telur & masuk kedalam usus halus setelah dewasa cacing turun ke usus masuk ke daerah kolon, terutama sekum.
4 S.stercoralis
Manusia
Strongiloidiasis
1.cacing dewasa betina hidup sebagai parasit di vilus duodenum dn yeyenum. Cacing betina berbentuk filariform, halus, tidak berwarna dan panjangnya 2 mm.
2.cara berkembang biaknya di duga secara pertegonosis, telur bentuk parasitic diletakkan di mukosa usus, kemudian telur tersebut menetas menjadi larva rabditiform yang masuk ke rongga usus serta dikeluarkan bersama tinja. Parasit ini mempunyai 3 macam daur hidup.
1.siklus langsung
Sesudah 2-3 hari di tanah larva Rabditiform berubah jadi larva Filariform bila menembus kulit manusia, larva tumbuh, masuk kedalam peredaran darah vena melalui jantung kanan paru dari paru parasit yang mulai menjadi dewasa menembus alveolus, masuk ke trakea dan laring di laring terjadi refleks batuk parasit tertelan ke usus halus bagian atas & menjadi dewasa.
2.Siklus tidak langsung
Larva Rabditiform di tanah berubah menjadi cacing jantan & betina bentuk bebas. Sesudah pembuahan, cacing betina menghasilkan telur yang menetas menjadi larva rabditiform. Larva rabditiform dlm wkt beberpa hari dpt mnjadi larva filariform yg infektif & masuk ke dalam hospes baru, atau larva rabditiform tersebut mengulangi fase hidup bebas.
5 Toxocara canis & Toxocara cati
Anjing & Kucing
Visceral larva migrans (VLM).
T.canis jantan mempunyai ukuran panjang 3,6-8,5cm sedangkan yang betina 5,7-100. T. canis terdapat sayap vertikal yang berbentuk seperti lansel, sedangkan T.cati bentuk sayap lebih lebar, sehingga kepalanya menyerupai kepala ular kobra, bentuk kedua ekor hampir sama, yang jantan ekornya berbentuk seperti tangan dengan jari yang menunjuk, sedangkan yang betina ekornya bulat meruncing.
1.telur yang keluar bersama tinja anjing & kucing akan berkembang menjadi telur infektif.
2.hospes devinitive dapat tertular dengan menelan telur infektif atau dengan memakan hospes paratenik yang tinggal di tanah seperti cacing tanah dan semut.
3.telur tertelan manusia larva menembus dinding usus ikut dalam peredaran menuju organ tubuh. Di dalam orang, larva tersebut tidak mengalami perkembangan lebih lanjut.

Selasa, 29 Juni 2010

BAB
I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kanker merupakan mutasi genetik karena DNA sel normal mengalami kerusakan. Perbanyakan sel yang rusak akan berpotensi menghasilkan sel kanker. Kerusakan DNA sel dapat terjadi karena radikal bebas dan zat pemicu kanker (karsinogen). Radikal bebas merupakan molekul yang kehilangan pasangan elektron dan berusaha mencuri elektron dari sel tubuh. Radikal bebass sebetulnya hasil sampingan metabolisme tubuh atau berasal dari lingkungan sekitar kita, misalnya asap rokok, gas kendaraan, atau zat-zat kimia seperti insektisida. Sedangkan zat karsinogen berasal dari makanan. Zat yang semula prokarsinogen diubah oleh enzim jahat dalam tubuh menjadi zat pemicu kanker.
Untuk menghambat pertumbuhan kanker, tubuh memerlukan zat anti-radikal bebas yang disebut juga sebagai antioksidan. Zat ini banyak terdapat dalam sayur, buah dan tumbuhan. Selain itu, banyak tanaman mempunyai senyawa kimia yang mampu menghambat penyebaran kanker, mendukung imunitas tubuh (sel limfosit), serta mendukung kerja enzim baik yang membuang hasil kerja enzim penghasil karsinogen
Kemoterapi (Ing. chemotherapy) adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit. Dalam penggunaan modernnya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker.
Dalam penggunaaan non-onkologisnya, istilah ini dapat juga menunjuk ke antibiotik (kemoterapi antibakteri). Dalam artian tersebut, agen kemoterapi modern pertama adalah arsfenamin Paul Ehrlich, sebuah senyawa arsenik yang ditemukan pada 1909 dan digunakan untuk merawat sifilis. Ini kemudian diikuti oleh sulfonamida ditemukan oleh Gerhard Domagk dan penisilin G ditemukan oleh Alexander Fleming.
Penggunaan lain dari agen kemoterapi sitostatik adalah perawatan penyakit autoimun dan penekanan transplant rejection (lihat immunosupresi dan DMARD).
Jenis obat anti kanker yaitu berupa Metothrexate.



1.2 Permasalahan

1) Apakah Pengertian dari Anti Kanker ?
2) Bagaimana Klasifikasi obat Anti Kanker beserta Efek sampingnya?
3) Apakah Kemoterapi ?
4) Bagaimana cara kemoterapi
5) Apa manfaatnya kemoterapi?
6) Apa Efek Samping Kemoterapi?
7) Bagaimana farmakokinetik dan farmakodinamik obat Anti Kanker yaitu berupa Metothrexate?
8) Bagaimana Indikasi dari Metohrexate?


1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatanan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui dengan jelas apa itu anti kanker dan bagaiamana pencegahannya sedini mungkin,.tidak hanya itu makalah ini juga di tujukan untuk mengatasi kanker dengan pencegahannya berupa anti kanker dan kemoterapi.













BAB
II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari Anti kanker
Kanker merupakan mutasi genetik karena DNA sel normal mengalami kerusakan. Kerusakan DNA sel dapat terjadi karena radikal bebas dan zat pemicu kanker (karsinogen).Radikal bebass sebetulnya hasil sampingan metabolisme tubuh atau berasal dari lingkungan sekitar kita, misalnya asap rokok, gas kendaraan, atau zat-zat kimia seperti insektisida.
2.2 Klasifikasi obat Anti Kanker.
No Golongan Sub golongan Obat
1 Akilator Mustar nitrgen Mekloretamin
Melfaian
Etilenamin Thiotepa
Metilhidrazin prokarbazin
Alkil sufonat busulfan
Platinum Sipslatin
2 Anti metabolit Analog Pirimidin Sitarabin
Analog purin Fludarabin,pentostatin
Antagonistic folat metotreksat
3 Produk alamiah Alkaloid Vinka Vinorelbin
Taksan Vinkristin
Kamptotesin Irinotekan
4 Hormon dan antagonis Adrenokorkosteroid Prednisone
Hidrokortison
progestin Megestrol asetor
Hidroksiprogesteron kaproat
Estrogen Tamoksifen
Toremifen
Anti androgen Flutamid
Penghambat adrenokortikoid Mitotan
Analog GRH Leuprolid
Penghambat tirosin kinase Anastrozol
Letrozol
Eksmestan

Efek sampingnya
Anti Kanker merupakan obat yang indeks terapinya sempit semuanya dapat menyebabkan efek toksik yang berat yang munkin sampai menyebabkan kematian secara langsung maupun secara tidak langsung .
Efek samping dari Golongan Akilator
Dapat menyebabkan depresi terutama bila diberikan setelah pengobatan Anti Kanker atau radiasi
Efek samping Anti metabolit
Selain menyebabkan depresi dan gangguan saluran pencernaan serin g menyebabkan stoomatis afrosa .efeksamping Ini terjadi setelah pemberian Metothrexate. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada saluran Gastrointestinal.
Efek samping anti metabolit dikontraindikasikan
Pada pasien status gizi buruk trombositopenia berat.kondisi ini terjadi pada pasien yang baru mengalami pembedahan .pada pasien dengan gangguan hati dan ginjal dosis harus disesuaikan dengan respon klien.status fungsi ginjal dan hati harus di monitor
Efek samping dari produk alamiah
Menyangkut system saraf.hilangnya reflex tendon.yang terkena terlebih dahulu adalah otot dorsofleksor tangan dan perlangan tangan dant dorsofleksor kaki

2.3 Pengertian dari kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel kanker. Banyak obat yang digunakan dalam kemotarapi.
Kombinasipun dapat berurutan misalnya: Operasi dilanjutkan kemoterapi atau dapat pula bersamaan seperti kemoterapi disertai radiasi atau radiasi plus hormonal terapi. Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker dan diberikan secara sistematik. Obat anti kanker yang artinya penghambat kerja sel. Untuk kemoterapi bisa digunakan satu jenis sitostika.
2.4 Cara pelaksanaan Kemotherapi
Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik, sebagian besar diberikan dengan cara injeksi kedalam pembuluh baik vena, sebagian kecil dapat berupa tablet/capsul dan kadang-kadang ada yang diberikan subcutan atau suntik dibawah kulit, serta intratekal (diinjeksikan kedalam system syaraf) jarang sekali yang disuntikan ke otot. Apabila pasien diberikan suntikan intravena, seringkali digunakan kateter atau selang plastik kedalam vena untuk mencegah kerusakan vena serta mempermudah injeksi. Kemoterapi diberikan diberikan secara siklit, dapat secara mingguan, dua mingguan 3-4 mingguan. Pasien mendapatkan kemoterapi dosis tinggi diberikan dalam unit rawat inap. Kondisi pasien juga menentukan apakah dapat diberikan dirawat jalan atau rawat inap.
2.5 Manfaat dari Kemotherapi:
1. Pengobatan
Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis kemoterapi atau beberapa jenis kemoterapi.
2. Kontrol
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
3. Mengurangi gejala
Bila kemotarapi tidak dapat menghilangkan kanker, maka kemoterapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada pasien, seperti meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta memperkecil ukuran kenker pada daerah yang diserang.

2.6 Efek samping Kemotherapi
1. Lemas
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung hingga akhir pengobatan.
2. Mual dan Muntah
Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah. Hal ini dapat dicegah dengan obat anti mual yang diberikan sebelum/selama/sesudah pengobatan kemoterapi. Mual muntah dapat berlangsung singkat ataupun lama.
3. Gangguan pencernaan
Beberapa jenis obat kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi.
Bila diare: kurangi makanan berserat, sereal, buah dan sayur. Minum banyak untuk mengganti cairan yang hilang.
Bila susah BAB: perbanyak makanan berserat, olahraga ringan bila memungkinkan
4. Sariawan
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi
5. Rambut Rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.
6. Otot dan Saraf
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada otot.
7. Efek Pada Darah
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja sumsum tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah menurun. Yang paling sering adalah penurunan sel darah putih (leokosit). Penurunan sel darah terjadi pada setiap kemoterapi dan tes darah akan dilaksanakan sebelum kemoterapi berikutnya untuk memastikan jumlah sel darah telah kembali normal. Penurunan jumlah sel darah dapat mengakibatkan:
A. Mudah terkena infeksi
Hal ini disebabkan oleh Karena jumlah leokosit turun, karena leokosit adalah sel darah yang berfungsi untuk perlindungan terhadap infeksi. Ada beberapa obat yang bisa meningkatkan jumlah leokosit.
B. Perdarahan
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah. Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak merah di kulit.
C. Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah. Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak pucat.
8. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna
Lebih sensitive terhadap matahari.
Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat garis putih melintang.

2.7 Farkodinamik dan farmakokinetik dari jenis obat Anti Kanker yaitu Metohrexate
Farmakodinamik:
Dosis
Dosis methotrexate yang dianjurkan berbeda-beda tergantung pada kasusnya. Sebagai contoh, pada choriocarcinoma dan penyakit trofoblastik dalam 1 periode methotrexate diberikan dalam dosis 15-30 mg/hari selama 5 hari berturut-turut secara per oral atau intramuskuler, dan apabila diperlukan dapat diulang 3-5 kali periode. Untuk pengobatan RA, dosis anjuran methotrexate yaitu 1 tablet (2.5 mg) tiap 12 jam diberikan secara per oral sekali per minggu selama 3 minggu berturut-turut atau 2 tablet (5 mg) tiap 12 jam diberikan secara per oral sekali per minggu selama 3 minggu berturut-turut.
Efek Samping
Beberapa efek samping bersifat fatal bahkan dapat terjadi kematian. Efek samping methotrexate dapat mengenai fungsi berbagai sistem dalam tubuh. Beberapa efek samping yang dapat terjadi antara lain : anemia, lekopenia, trombositopenia, serta perdarahan karena supresi hemopoeisis, gingivitis, faringitis, enteritis, anorexia, muntah, diare, hepatotoksik akut maupun kronis, pancreatitis, ulkus gaster, hematemesis, melena, gangguan kardiovaskuler (pericarditis, efusi perikardial, hipotensi, tromboembolik), toksisitas pada paru (fibrosis paru, gagal nafas, obstruksi pulmonal), kalainan kulit (urtikaria, pruritus, alopecia, nekrosis kulit, sindrom Steven-Johnson, dermatitis eksfoliativa), gangguan fungsi urogenital (gagal ginjal, hematuria, infertilitas, aborsi, kecacatan pada janin), gangguan sistem saraf (sakit kepala, gangguan penglihatan, dizziness, kejang, hemiparesis, dan koma) dan beberapa gangguan lainnya.
Farmakokinetik Metothrexate bekerja dengan cara menghambat enzim dihidrofolic acid reductase, sehingga mempengaruhi sintesis, perbaikan dan replikasi DNA sel.Methotrexate dapat menghambat pertumbuhan sel ganas tanpa menimbulkan kerusakan yang irreversibel pada sel normal. Pada psoriasis, methotrexate menghambat aktivitas pembentukan sel epitel yang berlebihan, sedangkan pada RA mekanisme kerja methotrexate belum diketahui dengan jelas, diduga mempengaruhi fungsi sistem imun.
2.8 Indikasi Methotrexate
Untuk Pengobatan Leukimia Limfositik Akut.koriokarsinoma.
Untuk Pengobatan kanker payudara ,Leher dan Kepala














BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
a.Antioksidaan yang berkhasiat menghambat kanker antara lain:
- Poifenol (teh hijau)
- Likofen (tomat)
- Beta-karoten ( wortel)
- Flavonoid dan genistein (kedelai)
- Kurkumin (kunyit, kunir putih, dan temulawak)
- Resveratrol (anggur)
- Tokoferol (minyak nabati, kacang-kacangan, biji-bijian misalnya, gandum)
b.Kemoterapi (Ing. chemotherapy) adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit. Dalam penggunaan modernnya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker. Pada saat ini cara pengobatan kanker dapat digolongkan sebagai berikut:
Pembedahan (operasi) yaitu mengambil jaringan tumor, radiasi, membubuh tumor dengan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel kanker, kemoterapi terapi menggunakan obat untuk membunuh sel kanker, hormon terapi, menghambat kanker yang perkembnagannya tergantung hormon dan biologi terapi atau imunoterapi, yaitu menggunakan kemampuan biologi tubuh yang alamiah untuk memerangi tumor.
c. Methotrexate merupakan obat golongan antimetabolit. Methotrexate bekerja dengan cara menghambat enzim dihidrofolic acid reductase, sehingga mempengaruhi sintesis, perbaikan dan replikasi DNA sel. Obat ini efektif pada sel-sel dengan aktivitas proliferasi tinggi seperti pada keganasan, sumsum tulang, sel embrional, sel mukosa buccal dan intestinal serta sel kandung kemih.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan kita di bidang kesehatan ddan khususnya sebagai calon perawat Kami menyadari bahwa dalam pembuatatan makalah iini masih banyak kekurrangan karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kesempunaan



DAFTAR PUSTAKA

Setiabudi. 2007. ’’ Farmakologi dan Terapi ( Antimikroba)’’. Universitas Indonesia, Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki Kategori: Hoffmann-La Roche Jakarta, Jakarta Raya arrived from
google.co.id on "MEDICAFARMA”

Oates JA,Brown NJ. Antihypertensive agents and the drug therapy of hypertension. In.

Hardman JG,Limbird LE, eds Goodman & Gilman’s the Pharmacological Basis of
Therapeutics.10th ed. New York: McGraw-Hill; 2001. P.871-900.





















OLEH
KELOMPOK VI
1. Febriani Limonu
2. Alfiani Fitri Musa
3. Ika Rahmawati L.
4. Ericka kurniawaty djau
5. Isnani Nurulhuda R.
6. Fitriani Mamangkey
7. Ade Rahmatiya Podungge
8. Dwi Purnamasari Zees
9. Sri Rahmawaty
KELAS A


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2010

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan ijin dan kuasa-Nyalah sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu sebagai salah satu penambah ilmu pengetahuan kita khususnya dalam bidang kesehatan
Dalam pembuatan makalah ini kami berusaha semaksimal mungkin untuk tidak membuat kesalahan sekecil apapun tetapi seperti kata pepatah tiada gading yang tak retak, maka kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila pembaca menemukan kesalahan yang mengganggu. Selain itu segala kritik dan saran demi sempurnanya tugas ini sangat kami harapkan.
Sebagai akhir kata, kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu kami sehingga terselesainya tugas ini.

Penyusun
Kelompok IV













DAFTAR ISI

Daftar isi …………………………………………………………………………………
Kata Pengantar …………………………………………………………………………...
BAB I Pendahuluan ……………………………………………………………………..
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………
1.2 Permasalahan ………………………………………………………………..
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………….
BAB II Pembahasan ……………………………………………………………………..
2.1 Pengertian dari Anti kanker ………………………………………………………..
2.2 Klasifikasi obat Anti Kanker ……………………………………………………….
2.3 Pengertian dari kemoterapi ………………………………………………………….
2.4 Cara pelaksanaan Kemotherapi ………………………………………………………
2.5 Manfaat dari Kemotherapi ……………………………………………………………
2.6 Efek samping Kemotherapi …………………………………………………………..
2.7 Farkodinamik dan farmakokinetik dari jenis obat Anti Kanker yaitu Metohrexate
2.8 Indikasi Methotrexate ………………………………………………………………….
BAB III Penutup…………………………………………………………………………….
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………
3.2 Saran………………………………………………………………………………
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………….

lat 6

TUGAS TEKNIK INFORMATIKA

JUMLAH1 JUMLAH2 JUMLAH3 TOTAL
5000 3000 2000 11000
2000 1000 3000 6000
4000 3000 6000 13000
2000 2000 4000 8000

lat 5

Tugas

Nama Nilai Nilai Hasil Ujian
Mahasiswa Teori Praktek
Ahmad 60 60 Lulus
Rudi 59 60 Lulus
Nia 60 55 Lulus
Yanti 100 90 Lulus
Titik 58 95 Lulus
Ahmad 55 50 Gagal
Gita 40 100 Gagal
Wiwik 59 55 Lulus