Kamis, 01 Juli 2010

Biologi

Makalah



DI SUSUN
OLEH
NAMA : CINDRAWATI LANGANAWA
NIM : 841409057


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
T.A 2010
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar belakang
Kata bakteri berasal dari bahasa yunani bakterion (βακτηριον) yang artinya batang kecil (small stick). Bakteri pertama kali ditemukan oleh Anthony van leeuwenhoek pada tahun 1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828. Leeuwenhoek kemudian menerbitkan aneka ragam gambar bentuk bakteri pada tahun 1684. Sejak saat itu, ilmu yang mempelajari bakteri mulai berkembang. Ilmu yang mempelajari bakteri disebut Bakteriologi.
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan tersebar luas dibanding makhluk hidup lainnya. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di gurun pasir, salju atau es, hingga lautan. Bagi manusia, bakteri ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Bakteri memiliki ciri yang membedakannya dengan makhluk hidup lainnya. Bakteri adalah organisme uniseluer, prokariot, dan umumnya tidak memiliki klorofil.
Berdasarkan penyelidikan Ferdinand Cohn bakteri dimasukkan kedalam golongan tumbuh-tumbuhan berdasarkan sifat-sifat :
a.Pada tumbuh-tumbuhan terlihat adanya dinding sel yang jelas, demikian pula pada bakteri. Pada hewan dinding selnya tidak jelas terpisah.
b.Dinding sel tumbuh-tumbuhan terdiri dari selulosa atau hemiselulosa sedangkan pada sel hewan dinding selnya adalah modifikasi dari protoplasma.
c.Tumbuhan mengambil makanan dari luar, dalam bentuk larutan (holophytis = osmotoph), demikian pula pada bakteri. Hewan mengambil makanan dari luar dalam bentuk benda-benda padat (holozois = phagothroph).
d.Makanan persedian pada tumbuhan terdiri atas zat pati dengan yodium berwarna biru. Makanan persediaan pada sel hewan terdiri atas glicogen yang dengan yodium berwarna tengguli. Pada bakteri terdiri atas glikogen tetapi dengan sifat yang berbeda dengan sel hewan.


1.2Rumusan Masalah
1.Bagaimana morfologi bakteri ?
2.Bagaimana struktur sel bakteri ?
3.Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan bakteri ?
4.Apa peranan bakteri dalam kehidupan ?

1.3Tujuan
1.Untuk mengetahui morfologi bakteri.
2.Untuk mengetahui struktur sel bakteri.
3.Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bakeri.
4.Untuk mengetahui peranan bakteri dalam kehidupan.









BAB II
PEMBAHASAN
Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri. Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri. Di dalamnya dipelajari struktur anatomi sel bakteri, klasifikasi, cara kerja sel bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap perubahan pada lingkungan hidupnya. Bakteriologi merupakan satu bagian penting dalam mikrobiologi.
1. Sejarah
Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον yang memiliki arti "small stick".
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniseluler (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Struktur sel mereka dijelaskan lebih lanjut dalam artikel mengenai prokariota, karena bakteri merupakan prokariota, untuk membedakan mereka dengan organisme yang memiliki sel lebih kompleks, disebut eukariota.
2. Struktur Bakteri

Seperti prokariota (organisme yang tidak memiliki selaput inti) pada umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Struktur bakteri yang paling penting adalah dinding sel. Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri atas lapisan peptidoglikan yang tebal dan asam teichoic. Sementara bakteri Gram negatif memiliki lapisan luar, lipopolisakarida - terdiri atas membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis terletak pada periplasma (di antara lapisan luar dan membran sitoplasmik).
Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagella dan fimbria yang digunakan untuk bergerak, melekat dan konjugasi. Beberapa bakteri juga memiliki kapsul atau lapisan lendir yang membantu pelekatan bakteri pada suatu permukaan dan biofilm formation. Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom dan beberapa spesies lainnya memiliki granula makanan, vakuola gas dan magnetosom. Beberapa bakteri mampu membentuk endospora yang membuat mereka mampu bertahan hidup pada lingkungan ekstrim.

2.1Morfologi bakteri
Bentuk bakteri
Secara umum bakteri mempunyai 3 macam bentuk, yaitu :
1.Bentuk coccus (kokus)
Kokus adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola atau peluru, dan mempunyai beberapa variasi. Sehubungan dengan cara pembelahannya dan susunannya setelah pembelahan dibagi dalam :
a.Monococcus
Yaitu berupa sel bakteri coccus tunggal. Misalnya: Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata).



b.Diplococcus
Yaitu coccus yang membelah diri ke satu arah dan setelah pembelahannya tetap berkelompok dua-dua. Misalnya: Diplococcus pneunomia, Neisseria gonorrhoea dan Neisseria meningitidis.



c.Streptococcus
Yaitu coccus yang membelah diri kesatu arah, di mana setelah pembelahannya tetap tidak terpancar menyerupai rantai.



d.Tetracoccus
Yaitu coccus yang membelah diri kedua arah dan setelah pembelahannya tetap berkelompok empat-empat.



e.Saercina
Yaitu coccus yang membelah diri ketiga arah yang mempunyai sudut 90o, di mana setelah pembelahannya tetap berkelompok menyerupai kubus. 8 cocci. Misalnya : Sarcina lutea.



f.Staphylococcus
Yaitu coccus yang membelah diri kearah yang tidak teratur, kemudian berkelompok menyerupai buah anggur. Misalnya: Staphylococcus pyogenes.





2.Bentuk bacillus (batang)
kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut :
a.Monobacillus, yaitu berupa sel bakteri basil tunggal. Misalnya: Escherichia coli (bakteri usus besar manusia) dan Propionibacterium acnes (penyebab jerawat).


b.Diplobacillus, yaitu berupa sel bakteri basil yang bergandengan dua-dua.


c.Streptobacillus, yaitu beberapa sel bakteri basil bergandengan membentuk rantai. Misalnya : Bacillus anthracis (penyebab penyakit antraks pada hewan ternak), Azotobacter (bakteri tanah yang mengikat nitrogen), Clostridium tetania (penyebab penyakit tetanus), Mycobacterium tuberculosis (penyebab penyakit TBC) dan Pasteurella pestis.



3.Bentuk spirillum (spiral)
Bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut :
a.Vibrio, yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma.
Misalnya: Vibrio cholerae (penyebab penyakit kolera).



b.Spiral, yaitu bentuk sel bergelombang.
Misalnya: Thiospirillopsis floridana (bakteri belerang).




c.Spiroseta, yaitu bentuk sel seperti sekrup.
Misalnya: Treponema pallidum (penyebab penyakit kelamin sifilis).








Ukuran bakteri
Ukuran bakteri berbeda-beda, bergantung pada jenisnya. Bahkan dari satu genus tertentu pun bisa berbeda-beda tergantung pada berbagai faktor, antara lain pada umur bakteri dan keadaan keseliling bakteri. Bakteri yang paling renik adalah Mycoplasma yang berukuran 0,12 mikron. Sebaliknya bakteri terbesar adalah Thiomargarita yang berukuran 200 mikron.
Pada umumnya bakteri mempunyai ukuran :
Panjang : 1,0 - 5,0 mikron.
Tebal : 0,2 – 1,5 mikron.
Misalnya :
Clostridium tetania : Panjang 2,0 – 4,0 mikron.
Tebal 0,3 – 0,5 mikron.
Treponema pallida : Panjang 8,0 – 14,0 mikron.
Tebal 0,2 mikron
Bentuk tubuh (morfologi) bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua.

4. Sitologi bakteri
STRUKTUR LUAR SEL BAKTERI
1.Envelope Bakteri
komponen permukaan yang terdapat pada envelope bakteri mempunyai fungsi:
dalam mengambil nutrien
Menghindari senyawa toksin tertntu, dan
Memperantarai transfer informasi genetik.
envelope bakteri terdiri atas :
Membran sitoplasma
Dinding sel
Membran luar pada bakteri tertentu.
a. Membran sitoplasma
Membran sel merupakan lapisan ganda fosfolipid yang mngndung lebih dari 200 protein berbeda.
Membran sel bakteri mmpnyai fungsi sebagai barier osmotik, transport nutrien, tempat sintesis lipid, tempat sintesis dinding nutrient, perakitan, dan sekresi protein, ekstrasitoplasma, transpor elektron yang terlibat dalam respirasi, segregasi kromosom, dan khemotaksis.
b.Dinding Sel
Dinding sel atau lapisan nutrient memberi kekuatan pada sel sehingga sel sangat sulit dipecahkan dgan cara mekanik serta memperthankan bentuk sel.
2. Kapsul
Kapsul seringkali merupkan suatu determinan kemampuan sel bakteri untuk berkolonisasi pada lingkungan tertentu (misalnya Streptococus mutants pada gigi).
Kapsul jga merupakan pertahanan utama terhadap fagositosis.
3. Flagella atau bulu cambuk
flagela adalah organ untuk pergerakan bakteri, flgella merupakan filamen berbentuk heliks dengan motor pada dasarnya berotasi relatif terhadap prmukaan bakteri.
Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel.
Hampir semua bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian yang berbentuk batang ditemukan adanya flagel.
Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki flagel.
Ukuran flagel bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 – 0,1 mikro, dan panjangnya melebihi panjang sel bakteri.
4. Pili atau Fimbriae
Panjang pili adalah berkisar antara 0,2-2,0 mikrometer.
Pili terdiri atas pilin
Strukturnya lebih pendek dan tipis dari flagella.
Berfungsi membantu perlekatan pada organisme lain, Pada permukaan batuan dan dalam usus
STRUKTUR DALAM SEL BAKTERI
Membran sitoplasma
Bagian ini merupakan bungkus dari sitoplasma, terletak dibagian bawah dinding sel tetapi tidak terikat.
Nama lain dari membran sitoplasma adalah plasmolema atau lapisan hialin.
5. PILI (fimbriae)
Strukturnya lebih pendek dan tipis dari flagella.
Berfungsi membantu perlekatan pada organisme lain, Pada permukaan batuan dan dalam usus.
6.SITOPASMA
Bahan yang terdapat di dalamnya antara lain : lipid, ion anorganik, dan pigmen kromatofora merupakan tempat berlangsungnya reaksi metabolik.
7.DNA dan RNA
Untuk mengontrol sintesis protein dan pmbawaan sifat.
RNA sebagai tempat sintesis protein.
8. Kromosom
Terdiri 1 molekul DNA tanpa diselubungi membran atau nukleolid.
9.Ribosom
Tersusun atas protein untuk sintesis protein.
Alat gerak bakteri

Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel. Hampir semua bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian yang berbentuk batang ditemukan adanya flagel. Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki flagel. Ukuran flagel bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 - 0,1 mikro, dan panjangnya melebihi panjang sel bakteri.
Berdasarkan tempat kedudukan flagela di bagi menjadi:
a.Hanya satu dan melekat pada ujung sel (monotrik).

b.Melekat pada salah satu ujung sel banyak (lofotrik).


c.Jika banyak flagela yang melekat pada kedua ujung sel (amfitrik).

d.Dari ujung sampai ke sisi sel ( peritrik ).



e.Yang tidak mempunyai flagela sama sekali ( atrik ).


5. Pertumbuhan dan perkembangan Bakteri
Pertumbuhan
Istilah pertumbuhan umum digunakan untuk bakteri dan mikroorganisme lain dan biasanya mengacuh pada perubahan didalam sel dan bukan perubahan individu organisme. Pertumbuhan menyatakan pertambahan jumlah atau massa melebihi yang ada didalam inokulum asalnya. Selama fase pertumbuhan pertambahan massa bakteri berbanding lurus dengan pertambahan seluler yang lain seperti DNA, RNA dan protein.
Pada pertumbuhan bakteri zat makanan yang diserap oleh bakteri, sebagian akan digunakan untuk membangun protplasmanya, sehingga tumbuh mencapai besar tertentu, kemudian membelah diri atau berkembangbiak.

Kurva Pertumbuhan Bakteri
Apabila satu bakteri tunggal (seperti E. coli di atas) diinokulasikan pada suatu medium dan memperbanyak diri dengan laju yang konstan/tetap, maka pada suatu waktu pertumbuhannya akan berhenti dikarenakan sokongan nutrisi pada lingkungan sudah tidak memadai lagi, sehingga akhirnya terjadi kemerosotan jumlah sel akibat banyak sel yang sudah tidak mendapatkan nutrisi lagi. Hingga akhirnya pada titik ekstrim menyebabkan terjadinya kematian total bakteri. Kejadian di atas apabila digambarkan dalam bentuk kurva adalah sebagaimana di bawah.









Kurva di atas disebut sebagai kurva pertumbuhan bakteri. Ada empat fase pada pertumbuhan bakteri sebagaimana tampak pada kurva, yaitu :
Ciri dan fase pada kurva pertumbuhan :

Fase Pertumbuhan
Ciri
Lag (lambat)
Tidak ada pertumbuhan populasi karena sel mengalami perubahan komposisi kimiawi dan ukuran serta bertambahnya substansi intraseluler sehingga siap untuk membelah diri.
Logaritma atau eksponensial
Sel membela diri dengan laju yang konstan, massa menjadi dua kali lipat, keadaan pertumbuhan seimbang.
Stationary (stasioner/tetap)
Terjadinya penumpukan racun akibat metabolisme sel dan kandungan nutrien mulai habis, akibatnya terjadi kompetisi nutrisi sehingga beberapa sel mati dan lainnya tetap tumbuh. Jumlah sel menjadi konstan.
Death (kematian)
Sel menjadi mati akibat penumpukan racun dan habisnya nutrisi, menyebabkan jumlah sel yang mati lebih banyak sehingga mengalami penurunan jumlah sel secara eksponensial.
Pengetahuan akan kurva pertumbuhan bakteri sangat penting untuk menggambarkan karakteristik pertumbuhan bakteri, sehingga akan mempermudah di dalam kultivasi (menumbuhkan) bakteri ke dalam suatu media, penyimpanan kultivasi dan penggantian media.

Perkembangan
Bakteri berkembangbiak dengan cara membelah diri, 1 (satu) menjadi 2 (dua), 2 (dua) menjadi 4 (empat), dan seterusnya. Interval waktu yang dibutuhkan untuk membelah diri, berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya:
Escherichia coli membelah diri setiap 15 – 29 menit.
Salmonella typhi membelah diri setiap 23 – 24 menit.
Staphylococcus aureus membelah diri 27 – 30 menit.
Mycobacterium tuberculosis membelah diri setiap 792 – 932 menit.
Treponema pallidum membelah diri setiap 1.980 menit.

Fase-fase pertumbuhan dan perkembangan bakteri
Fase Inisial
Pada fase ini jumlah bakteri tidak bertambah, bahkan berkurang. Hal ini disebabkan bakteri harus menyesuaikan diri dengan lingkungann yang baru.
Fase Logaritmis
Pada fase ini jumlah bakteri bertambah dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan bakteri bermultiplikasi 1 menjadi 2, 2 menjadi 4 dan seterusnya. Sedangkan yang berkembang biak itu adalah bakteri-bakteri pilihan.
Fase Stasioner
Pada fase ini jumlah bbakteri tidak bertambah ataupun berkurang karena jumlah bakteri yang lahir sama dengan yang mati. Pada fase ini terjadi perjuangan bakteri untuk mempertahankan hidupnya.
Fase Deklinasi
Pada fase ini jumlah bakteri makin lama makin berkurang, karena jumah bakteri yang mati jauh lebih banyak daripada yang lahir. Hal ini disebabkan jumlah makanan makin sedikit, sedangkan sisa-sisa metabolit yang beracun semakin banyak. Pada akhirrnya seluruh bakteri pada perbenihan ini akan mati juga. Fase deklinasi ini dapat berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun bergantung pada jenis bakterinya. Bakteri yang mampu berbentuk spora, fase deklinasinya, akan berlangsung lebih lama misalnya:
Neisseria gonorrhea fase deklinasinya berlangsung selama 72 jam.
Bacillus anthracis dapat berlangsung sampai dengan 35 tahun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bakteri
Suhu
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan:
Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30°C, dengan suhu optimum 15°C.
Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C.
Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75°C, dengan suhu optimum 50 - 65°C.
Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93° – 500°C.
Kelembapan
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.
Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa spesies dari Clostridium yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora. Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora. Endospora dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa. Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri atau pada salah satu ujungnya.
6. Peranan Bakteri
6. 1. Bakteri menguntungkan
Bakteri pengurai
Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Oleh karena itu keberadaan bakteri ini sangat berperan dalam mineralisasi di alam dan dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari sampah-sampah organik.
Bakteri nitrifikasi
Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob di dalam tanah. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:
Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dinamakan nitritasi.


Reaksi nitritasi
Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat. Prosesnya dinamakan nitratasi.


Reaksi nitratasi
Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Tetapi sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk sumber air minum, nitrat yang berlebihan tidak baik karena akan menyebabkan pertumbuhan ganggang di permukaan air menjadi berlimpah.
Bakteri nitrogen
Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara, bakteri-bakteri tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum. Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup dalam akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar. Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.
Bakteri usus
Bakteri Eschereria coli hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi membantu membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah. Dalam organ pencernaan berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu mencernakan selulosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
Bakteri fermentasi
Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan:
No
Nama produk atau makanan
Bahan baku
Bakteri yang berperan
1
Yoghurt
Susu
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus
2
Mentega
Susu
Streptococcus lactis
3
Terasi
Ikan
Lactobacillus sp.
4
Asinan buah-buahan
Buah-buahan
Lactobacillus sp.
5
Sosis
Daging
Pediococcus cerevisiae
6
Kefir
Susu
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis

Lactobacillus sp. bakteri penghasil asam laktat, serta dalam jumlah sedikit bakteri fotosintetik Streptomyces sp. dan ragi.
Bakteri penghasil antibiotik
Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain. Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:
1. Bacillus brevis, menghasilkan terotrisin
2. Bacillus subtilis, menghasilkan basitrasin
3. Bacillus polymyxa, menghasilkan polimixin

6. 2. Bakteri merugikan
Bakteri perusak makanan
Beberapa spesies pengurai tumbuh di dalam makanan. Mereka mengubah makanan dan mengeluarkan hasil metabolisme yang berupa toksin (racun). Racun tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia. Contohnya:
a) Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat pada makanan kalengan
b) Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan asam bongkrek, terdapat pada tempe bongkrek
c) Leuconostoc mesenteroides, penyebab pelendiran makanan
Bakteri denitrifikasi
Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung denitrifikasi, yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit dan akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Contoh bakteri yang menyebabkan denitrifikasi adalah Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas denitrificans.
Bakteri patogen
Merupakan kelompok bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Bakteri penyebab penyakit pada manusia:
No
Nama bakteri
Penyakit yang ditimbulkan
1
Salmonella thyposa
Tifus
2
Shigella dysenteriae
Disentri basiler
3
Vibrio comma
Kolera
4
Haemophilus influenza
Influensa
5
Diplococcus pneumonia
Pnemonia (radang paru-paru)
6
Mycobacterium tuberculosis
TBC paru-paru
7
Clostridium tetani
Tetanus
8
Neiseria meningitis
Meningitis (radang selaput otak)
9
Neiseria gonorrhoeae
Gonorrhaeae (kencing nanah)
10
Treponema palladium
Sifilis atau Lues atau raja singa
11
Mycobacterium leprae
Lepra (kusta)
12
Treponema pertenue
Puru atau patek

Kingdom:Bacteria
Phylum:Proteobacteria
Class:Gamma proteobacteria
Order:Pasteurellales
Family:Pasteurellaceae
Genus:Haemophilus
Species: H. influenzae
Bakteri penyebab penyakit pada hewan
No
Nama bakteri
Penyakit yang ditimbulkan
1
Brucella abortus
Brucellosis pada sapi
2
Streptococcus agalactia
Mastitis pada sapi (radang payudara)
3
Bacillus anthracis
Antraks
4
Actinomyces bovis
Bengkak rahang pada sapi
5
Cytophagea columnaris
Penyakit pada ikan

Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan
No
Nama bakteri
Penyakit yang ditimbulkan
1
Xanthomonas oryzae
Menyerang pucuk batang padi
2
Xanthomonas campestris
Menyerang tanaman kubis
3
Pseudomonas solanacaerum
Penyakit layu pada family terung-terungan
4
Erwinia amylovora
Penyakit bonyok pada buah-buahan








BAB III
PENUTUP

3.1KESIMPULAN
Bakteri adalah organisme renik, uniseluler, prokariot, dan umumnya tidak memiliki klorofil. Bakteri merupakan contoh organisme dari kingdom Monera. Monera berasal dari bahasa yunani moneres yang artinya tunggal adalah kelompok organisme yang sebagian besar anggotanya memiliki ciri berukuran renik, bersel tunggal (uniseluler), dan tidak memiliki membran inti (prokariot). Pertumbuhan dan perkembangan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti :
Suhu.
Kelembapan.
Cahaya.
Peranan bakteri dalam kehidupan terbagi atas 2 golongan, yaitu :
Bakteri menguntungkan, terdiri atas :
Bakteri pengurai.
Bakteri nitrifikasi.
Bakteri nitrogen.
Bakteri usus.
Bakteri fermentasi.
Bakteri penghasil antibiotik.

3.2SARAN
Demi meningkatkan status kesehatan, kita harus lebih berhati-hati dan waspada terhadap bakteri, sebab selain menguntungkan bakteri juga ada yang bisa menyebabkan penyakit baik pada tumbuhan, hewan maupun manusia, salah satu contoh bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia yaitu Salmonella typhosa yang bisa menimbulkan penyakit Tifus
DAFTAR PUSTAKA
http://zaifbio.wordpress.com/2009/02/26/klasifikasi-mikroba-klasifikasi-dan-peranan-mikroba-dalam-kehidupan/
Alcamo IE (2001). Fundamentals of microbiology. Boston: Jones and Bartlett. ISBN 0-7637-1067-9. 
Atlas RM (1995). Principles of microbiology. St. Louis: Mosby. ISBN 0-8016-7790-4. 
Martinko JM, Madigan MT (2005). Brock Biology of Microorganisms (11th ed. ed.). Englewood Cliffs, N.J: Prentice Hall. ISBN 0-13-144329-1. 
Holt JC, Bergey DH (1994). Bergey's manual of determinative bacteriology (9th ed. ed.). Baltimore: Williams & Wilkins. ISBN 0-683-00603-7. 
Hugenholtz P, Goebel BM, Pace NR (1998). "Impact of culture-independent studies on the emerging phylogenetic view of bacterial diversity". J Bacteriol 180 (18): 4765–74.
Funke BR, Tortora GJ, Case CL (2004). Microbiology: an introduction (8th ed, ed.). San Francisco: Benjamin Cummings. ISBN 0-8053-7614-3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar